SOLOPOS.COM - Dwitunggal S.I.S.K.S Paku Buwono XIII dan Panembahan Agung Tedjowulan bersilaturahmi dengan warga Baluwari di Dalem Purwomijayan, Kamis (29/8/2013) malam. Dalam pertemuan tersebut dibahas segala permasalah di kawasan Baluwarti. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — K.G.P.H. Panembahan Agung Tedjowulan angkat bicara soal wacana pembentukan Daerah Istimewa Surakarta (DIS). Dia kembali bertanya mengenai keistimewaan apa yang bisa diangkat dari wilayah Surakarta.

“Secara pribadi jika itu bisa diperjuangkan bagus. Pendapat saya, DIS, mau ditunjukkan istimewanya apa? Kedua, dari sisi hukum masyakarakat bagaimana? Subosukowonosraten [Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen dan Klaten] gelem ra? Mau nyonto DIY?” papar Tedjowulan kepada wartawan sebelum mengikuti halalbihalal bersama warga Baluwarti di Hing Puri Purwodiningratan. Lingkungan Keraton Solo, Kamis (29/8/2013) malam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Acara itu juga dihadiri Sampeyan-Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (S.I.S.K.S.) Paku Buwono (P.B.) XIII, raja Kesunanan Surakarta Hadiningrat. Acara itu seolah menjadi pengganti halalbihalal di Sasana Narendra, Senin (26/8/2013) yang batal menyusul tindakan Lembaga Dewan Adat di bawah kendali G.K.R. Wandansari atau Mbak Moeng yang menghadirkan pasukan bersenjata tajam ke lokasi acara.

Warga pun menunjukkan antusiasme mereka bertemu dengan raja yang didampingi mahapatih Kesunanan Surakarta Hadiningrat itu. Hartono warga RT 004/RW 001 Baluwarti, Solo misalnya mengaku merasa senang melihat sang raja sehat. ”Sinuhun dikabarkan sakit tak mengambil keputusan, itu ternyata bohong. Tadi sudah jalan-jalan dan mengobrol. Kami senang setelah sekian lama dan saat ini bisa bertemu,” tambahnya.

Abdul Muhaimin, warga RT 003/RW 011, juga menyampaikan sejumlah unek-uneknya di hadapan raja. Dia menyampaikan pandangannya dengan cara meneladani filosofi bangunan tua keraton. “Belajar dari bangunan yang sudah tua ini, semua saling melengkapi maka [usianya bertahan] sampai berabad-abad,” tukasnya.

Sementara Ketua RT 001 Baluwarti Muhammad Husni menyampaikan kebahagiaan warga Baluwarti bisa bertemu raja dalam kondisi sehat. Mengenai perasaan warga itu, Tedjowulan sebelum acara menyampaikan akan mencari tahu seberapa tingkat keresahan yang mereka alami. ”Kami tanya dulu. Keresahan di tingkat apa,” kata dia kepada Solopos.com sesaat sebelum duduk mendampingi raja.

Dia menerangkan acara tersebut digelar untuk penyampaian terima kasih Raja terhadap warga Baluwarti. Tentang keresahan warga, sempat tertangkap Solopos.com dari keluh kesah Hartono yang mengungkapkan betapa dirinya sempat sakit hati oleh ulah salah seorang kerabat Kesunanan Surakarta Hadiningrat yang berkata-kata kotor kepada warga dan mengusir warga yang hendak memasuki lokasi acara, Senin lalu.

”Terus terang kami merasa sakit, ‘nyenggol-nyenggol. Wong magersari rasah neka-neka.’ Kamangka [warga] mboten nyuwun blanja. Wis isa urip kok diunekke [seperti itu],” kata Hartono.

Lebih lanjut, kepada wartawan, Hartono mengatakan rasa sakit hati atas ulah kerabat Kesunanan Surakarta Hadiningrat itu diungkapkan banyak warga Baluwarti yang hendak menghadiri halalbihalal malam itu. ”Pertama sakit hatinya warga karena saat menghadiri acara halalbihalal undangan dari Keraton di Sasana Narendra. Ternyata di situ diusir oleh salah satu gusti, lalu kami keluar,” terang warga RT 004/RW 001 itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya