SOLOPOS.COM - Ilustrasi kawasan industri. (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, WONOGIRI — Sebanyak 350.000 penduduk di Wonogiri memilih menjadi kaum boro. Pemkab Wonogiri telah menyiapkan kawasan industri guna menekan jumlah kaum boro semakin membengkak di waktu mendatang.

“Ada niatan untuk menurunkan kaum boro. Pada 2020 kami sudah membuat Perda tentang tata ruang dan tata wilayah. Nah, wilayah selatan Wonogiri akan kami kembangkan menjadi kawasan industri,” kata Wakil Bupati (Wabup) Wonogiri, Setyo Sukarno, kepada wartawan di kantor wakil bupati, Selasa (26/4/2022).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Data yang dimiliki Disnaker Wonogiri pada 2021, terdapat lowongan pekerjaan antarkerja lokal atau AKL (Wonogiri dan sekitarnya) dan antarkerja antardaerah atau AKAD (luar Jawa Tengah) dengan jumlah total 25.388. Dari jumlah tersebut, lowongan AKL sebesar 19.000 atau 75 persen dari total lowongan kerja yang ada.

Sementara jumlah pencari kerja yang tercatat Disnaker Wonogiri hanya 12.276 orang. Masih ada sebanyak 13.112 lowongan pekerjaan yang tersisa. Padahal pencari kerja yang teserap lowongan pekerjaan AKL hanya 7.465 orang. Berarti ada 11.535 lowongan kerja AKL yang tidak ditempati masyarakat Wonogiri.

Sub Koordinator Penempatan Tenaga Kerja, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Wonogiri, Joko Prihharjanto, mengatakan pada 10 tahun terakhir sudah ada beberapa perusahaan yang muncul di Wonogiri. Keberadaan mereka dinilai cukup mengurangi jumlah masyarakat yang menjadi kaum boro.

Baca Juga: Perputaran Uang di Wonogiri Banter saat Lebaran, Kaum Boro Jadi Pemicu?

“Terutama untuk industri garmen. Sebab industri tersebut merupakan industri padat karya. Sehingga membutukan tenaga kerja yang lumayan banyak,” kata Joko saat ditemui di kantor Disnaker Wonogiri, Rabu (11/5/2022).

Menurut Joko, Disnaker Wonogiri telah berupaya menurunkan kaum boro, salah satunya mengadakan sosialisasi di sekolah dan desa-desa. Mereka menginformasikan kepada masyarakat lowongan kerja yang tersedia di Wonogiri.

Disnaker juga sempat menyelenggarakan program pelatihan keterampilan di desa-desa. Tujuannya agar masyarakat bisa memaksimalkan sumber daya alam (SDA) yang di sekitar.

Baca Juga: Kisah Kasto Perantau Wonogiri Pulang Kampung Usai 5 Tahun Gagal Mudik

“Pelatihan yang kami berikan misalnya, ada desa yang memiliki SDA singkong. Kemudian kami berikan pelatihan cara membuat gethuk. Tapi bukan gethuk tradisional seperti biasanya. Melainkan kita buat dan kemas sedemikian rupa agar memiliki nilai dan harga jual tinggi,” ujar Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya