Solopos.com, BOYOLALI — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali menutup seluruh pasar hewan di wilayah setempat selama dua pekan, mulai Jumat (27/5/2022) hingga Jumat (10/6/2022).

Penutupan tersebut untuk menanggulangi persebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). Para pedagang sapi di Pasar Hewan Sunggingan, Jelok, Cepogo, Boyolali mengaku dilema dengan keputusan tersebut.

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

Baca Juga: PMK Berdampak ke Produktivitas Susu dan Daging di Boyolali, tapi…

Ekspedisi Mudik 2024

Salah satunya adalah Dwi Wahyudi, 50, asal Kiringan, Kecamatan Boyolali. Dwi mengaku kesulitan membeli atau menjual hewan karena PMK, termasuk menjelang Iduladha.

Saat ini harga jual sapi sudah menurun, Rp1 juta hingga Rp1,5 juta per ekor. Sebelum merebak PMK, Dwi biasanya mampu menjual 3-5 ekor sapi di pasaran.  Di kesempatan kali ini, Dwi hanya membawa satu ekor. Itu pun belum ada tanda-tanda laku dibeli orang.

Pedagang sapi lain asal Tamansari, Sarjoko, 30, mengatakan ditutupnya pasar hewan selama dua pekan membuatnya bingung. Joko mengaku biasanya membawa tiga sampai empat ekor sapi saat Paing.

Baca Juga: PMK Mulai Serang Sapi Lokal Wonogiri, Ini Persebarannya?

Di tengah merebaknya PMK ini, ia hanya membawa dua ekor sapi dan juga belum laku. Sarjoko mengaku prihatin karena menjelang Iduladha harga justru turun.

Padahal, biasanya harga sudah naik menjelang Iduladha. Saat berlangsung pasaran, harga sapi anakan berkisar Rp5 juta, sapi biasa Rp10 juta, dan sapi pedaging Rp25 juta.

Saat ini, harga tersebut turun mulai dari Rp500.000 hingga Rp1,5 juta. Dia berharap, wabah PMK yang melanda saat ini bisa segera berakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya