SOLOPOS.COM - Sepur kelinci bermesin sepeda motor melayani wisatawan saat melintasi Jl Menteri Supeno, Manahan, Banjarsari, Solo, Kamis (12/5/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com Stories

Solopos.com, SOLO — Sepur kelinci menjadi kendaraan wisata yang ramah di kantong dan favorit anak-anak hingga dewasa untuk menemani mereka mengelilingi pinggiran Kota Solo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Namun, pascatragedi kecelakaan kereta kelinci yang mengakibatkan dua orang meninggal di Andong, Boyolali, kendaraan berbentuk identik dengan kepala kelinci itu sudah tak terlihat beroperasi lagi di Kota Solo.

Sebagai informasi, pada Rabu (11/5/2022) terjadi kecelakaan tunggal kereta kelinci di jalan Andong-Nogosari, tepatnya di Dukuh Tegalrejo, Desa Sempu, Kecamatan Andong, Boyolali. Seorang ibu dan bocah laki-laki berusia empat tahun tidak dapat diselamatkan dalam laka itu.

Sedangkan tiga orang lainnya terluka, termasuk sopir. Informasi kecelakaan sepur kelinci itu beredar luas sampai ke telinga masyarakat Kota Solo. Beberapa dari mereka mengungkapkan belasungkawa dan menjadikan musibah itu sebagai pelajaran berharga agar selalu mawas diri.

Naluri seorang ibu membuat beberapa wanita yang berbincang dengan Solopos.com menjadi takut. Seketika kendaraan yang lekat dengan keceriaan ini berubah menjadi tunggangan yang mengerikan.

Baca Juga: Diklaim Aman, Ini Beda Kendaraan Listrik Wisata Solo Dari Sepur Kelinci

Yuni, 39, ibu rumah tangga asal Sondakan, Laweyan, Solo, mengaku kini waswas, khususnya keselamatan anak-anak, ketika naik kereta kelinci. Menurutnya, anak-anak masih belum mengerti betul soal keselamatan.

Di dalam benak mereka hanyalah bermain dan bersenang-senang. “Takut ya apalagi anak-anak, dulu masih senang-senang aja, keliling-kelilng, tapi akhir-akhir ini sudah jarang juga [kereta kelinci beroperasi], kalaupun beroperasi yang dikhawatirin anak-anak, mereka belum mengerti,” terangnya saat berbincang dengan Solopos.com di rumahnya, Minggu (15/5/2022).

Beroperasi Di Acara Tertentu

Yuni menceritakan sebelumnya sepur kelinci di Sondakan, Solo, hanya beroperasi saat acara tertentu. Selain itu disewakan dalam jumlah banyak sekaligus. “Kalau akhir-akhir ini sudah jarang sebenernya. Kadang-kadang kalau ada acara ulang tahun nyewa kereta kelinci untuk 20-an orang sekaligus, kan biasanya anak-anak seneng kalau naik sama temen-temene,” terangnya.

Pendapat yang sama disampaikan Widyastuti, salah seorang warga Pajang, Laweyan. Ia mengaku sering naik kereta kelinci di Manahan, Solo, untuk hiburan, namun kini cemas setelah mengetahui ada tragedi yang menimpa warga Boyolali.

Baca Juga: Buntut Laka Sepur Kelinci Boyolali, Dishub-Polres Sukoharjo Lakukan Ini

“Ya kalau naik sepur kelinci buat nyenengin anak, biasanya waktu sore ke sini [Manahan], keliling-keliling di sekitar sini. Pas denger berita itu [kecelakaan di Boyolali], ya jadi mikir-mikir lagi buat naik,” terangnya saat ditemui Solopos.com di kawasan Manahan, Minggu.

Apalagi, Widyastuti mengatakan sudah dua hari terakhir tidak melihat sepur kelinci beroperasi di wilayah Manahan. Berdasarkan pengamatan Widya, sepur kelinci yang sering dijumpainya di Manahan, Solo, terakhir terlihat pada Jumat (13/5/2022).

Tidak Terlihat Lagi

Semenjak itu sudah tidak pernah terlihat beroperasi lagi. “Sering ke sini, Jumat kemarin masih ada, sudah dua hari ini mulai enggak kelihatan. Biasanya di sekitaran becak lampu [mangkalnya],” jelasnya.

Kereta yang berwarna-warni itu kini seperti ditelan bumi, tak terlihat di jalanan. Berdasarkan pantauan Solopos.com dan informasi dari warga di kawasan Manahan, Sondakan, Pajang, Mojosongo, tidak lagi terlihat.

Baca Juga: Sepur Kelinci Bawa 40 Orang Terperosok ke Parit di Madiun, 2 Meninggal

Sementara itu, salah seorang sopir sepur kelinci yang ditemui Solopos.com di kawasan Manahan, Muji, mengaku tidak berani beroperasi setelah adanya kejadian nahas di Boyolali, Rabu lalu. “Kemarin dapat kabar dari teman ada sidak di Sukoharjo, ya mulai itu sepakat enggak jalan,” ucapnya, Minggu.

Muji menyayangkan kejadian kecelakaan yang akhirnya berimbas pada seluruh kereta kelinci di Soloraya. “Ya namanya juga musibah, tapi enggak semuanya kereta kelinci berbahaya. Tergantung medannya, sopirnya [harus] berpengalaman, paham mesin, jadi tahu kalau ada kerusakan bisa langsung bertindak,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya