SOLOPOS.COM - Suasana Kawasan Plaza Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri yang masih ditutup. (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI --Pedagang Kaki Lima (PKL) kawasan Plaza Waduk Gajah Mungkur atau WGM Wonogiri berharap bisa segera berdagang kembali di kawasan tersebut.

Kawasan yang berdekatan dengan genangan air WGM dan Pembangkit Tenaga Listrik Air (PLTA) itu ditutup pada pertengahan Ramadan lalu oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pemkab menutup Plaza WGM karena pada saat itu, tempat tersebut digunakan untuk nongkrong dan ngabuburit warga pada sore hari, terutama oleh kalangan pemuda. Sehingga berakibat menimbulkan kerumunan dan berisiko terhadap penularan Covid-19.

26.000 UMKM Solo Ajukan Bansos Produktif, Cuma 3.000 Memenuhi Syarat

Ketua Paguyuban PKL Plaza WGM, Suhariyadi, mengatakan pihaknya telah melayangkan surat kepada Pemkab Wonogiri yang berisi tentang permohonan agar kawasan Plaza bisa dibuka kembali untuk berjualan.

Menunggu Jawaban dari Pemkab

Surat tersebut sudah dilayangkan pada 12 Oktober lalu dengan tembusan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Wonogiri dan Perum Jasa Tirta (PJT) I Wilayah Sungai Bengawan Solo, sebagai pemilik kawasan.

"Kami masih menunggu jawaban dari pemkab, hingga saat ini belum ada kabar. Kami berharap bisa segera dibuka kembali untuk para PKL. Karena saat ini Alun-Alun Wonogiri juga sudah dibuka. PKL diperkenankan kembali untuk berjualan," kata dia saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (31/10/2020).

Meski kawasan tersebut milik PJT, menurut Suhariyadi, yang berwenang untuk membuka kembali kawasan Plaza WGM yakni Pemkab Wonogiri. Karena pada saat penutupan beberapa bulan lalu merupakan instruksi dari Pemkab.

"Plaza WGM ditutup pada pertengahan Ramadan. Karena pada saat itu terjadi kerumunan pada sore hari. Banyak yang nongkrong dan ngabuburit. Selain itu juga karena ada sekumpulan [pengendara motor] yang membuat bising," ungkap dia.

Petualangan Sherina Bakal Punya Sekuel, Sherina Munaf Girang

Ia mengatakan, jumlah pedagang di plaza yang menjadi anggota paguyuban sekitar 44 pedagang. Namun yang aktif berdagang hanya 36 orang. PKL yang berjualan di plaza rata-rata merupakan pedagang kuliner dan permainan anak-anak, buka dari pagi hingga sore.

Sejak ditutup, para pedagang mencoba mencari tempat di lain untuk berdagang. Lokasi yang digunakan alternatif untuk berdagang, lanjut dia, di sekitar luar kawasan plaza.

"Saat ini kan jalan masuk ke area plaza atau patung bedol desa itu diportal. Nah PKL dagang di luar portal itu dengan cara berpencar. Kalau cari tempat lain kami juga masih bingung mau kemana," ujar dia.

Menerapkan Protokol Kesehatan

Selama berdagang di kawasan itu, kata dia, PKL tetap menerapkan protokol kesehatan. Setiap pedagang menyediakan tempat untuk cuci tangan dan selalu memakai masker.

Menurut dia, tidak semua PKL bertahan untuk berjualan di luar kawasan plaza.

"Yang masih bertahan hanya sekitar 20 pedagang. Sisanya cari pekerjaan atau alternatif lain. Ya pilihan itu tentunya disesuaikan dengan tuntutan keluarga," kata dia.

Asyik! Naik Angkutan Feeder BST Solo Gratis Mulai Minggu 1 November

Meski ditutup, kata Suhariyadi, setiap Senin ia bersama anggota PKL lainnya tetap rutin kerja bakti atau membersihkan area plaza. Saat nanti kawasan tersebut kembali dibuka, maka sudah siap dari sisi lokasinya.

"Kami berharap surat yang sudah dilayangkan segera dibalas. Harapannya kami bisa berjualan kembali di area Plaza WGM. Karena alun-alun juga sudah dibuka," kata Suhariyadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya