SOLOPOS.COM - Suasana CFD di Boyolali (Solopos/Tamara Geraldine)

Solopos.com, BOYOLALI - Pengunjung Car Free Day (CFD) di Jl. Pandaranan Boyolali mengeluhkan maraknya pengemis dan pengamen, Minggu (17/11/2019). Keberadaan pengemis dan pengamen tersebut dinilai mengganggu kenyamanan pengunjung CFD.

Salah seorang warga Pulisen, Boyolali, Cecila Widya, 26, mengatakan setiap tahun jumlah pengunjung dan Pedagang Kaki Lima (PKL) di CFD sepanjang Jl. Pandanaran terus bertambah. Bertambahnya jumlah pengunjung dan PKL itu ternyata juga dibarengi dengan meningkatnya jumlah pengemis dan pengamen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya sudah limakali dimintai uang oleh pengemis saat makan selama 30 menit di sini [PKL CFD],” ujar Ceca kepada Solopos.com, Minggu.

Ia mengatakan pengemis itu mulai dari anak-anak, hingga lansia. Selain itu, pengamen juga bertebaran di CFD. Pengemis dan pengamen, kata dia, sangat mengganggu pengunjung karena mereka meminta-minta saat pengunjung sedang menikmati makan.

“Saya tiap Minggu selalu di CFD dan hampir selalu didatangi pengemis dan pengamen untuk meminta-minta,” kata dia.

Ia mengatakan sebelumnya di area CFD sepanjang Jl. Pandanaran pernah steril dari pengemis dan pengamen pada tahun lalu. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali menempatkan Satpol PP disetiap sudut untuk berpatroli keliling mengawasi pengemis dan pengamen.

Namun, sekarang pengemis dan pengamen kembali marak sementara petugas ada di lokasi tertentu. Banyak pengemis dan pengamen beroperasi menggunakan baju biasa dan menghindari petugas. “CFD sekarang terkesan seperti lahan empuk bagi pengemis dan pengamen. Kami khawatir kalau seperti ini terus dibiarkan jumlah mereka akan bertambah banyak,” kata dia.

Senada diungkapkan pengunjung CFD asal Semarang, Bayu Kurniawan, 27. Menurut dia, kedatangannya di Boyolali untuk menjenguk keluarga sembari menikmati suasana CFD. Selama duduk makan lesehahan di salah satu PKL di CFD didatangi sebanyak tujuh orang pengemis.

“Pertama saya didatangi pengemis diberi uang Rp2.000. Setelah itu ada dua orang pengemis datang lagi dalam jangka waktu sekitar lima menit dan semuanya tidak saya kasih uang,” kata dia.

Ia mengaku terkejut dengan banyaknya pengemis di CFD Boyolali. Ia membandingkan CFD di Semarang pengemis dilarang masuk ke area CFD sehingga pengunjung merasa nyaman. Kalau ada pengemis nekat masuk di CFD ada petugas Satpol PP yang siap menertibkan.

Kepala Seksi (Kasi) Penindakan Satpol PP Boyolali, Tri Joko Mulyono, mengatakan razia pengemis dan pengamen rutin dilakukan Satpol PP di kawasan CFD Jl. Pandanaran. Namun, dia mengaku kerap harus kucing-kucingan dengan para pengemis dan pengamen tersebut.

“Kalau ada petugas mereka langsung ndelik [sembunyi]. Nanti kalau petugas pergi, mereka baru beroperasi lagi,” katanya.

Selain kucing-kucingan, Tri Joko menuturkan juga kerap kesulitan memetakan terutama keberadaan pengemis saat berbaur dengan pengunjung CFD. Biasanya petugas baru bisa mendeteksi keberadaan pengemis saat mereka beraksi meminta-minta kepada pengunjung. “Memang CFD itu seperti lahan empuk bagi pengemis dan pengamen,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya