SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Pasar Pucangsawit, Jebres, Solo, kian sepi pengunjung. Hal tersebut menyebabkan para pedagang ogah untuk berjualan di pasar tersebut.

Di lantai II Pasar Pucangsawit Solo bahkan tidak ada kegiatan jual beli ataupun tanda-tanda bekas digunakan untuk berjualan. Semua los yang sudah dipersiapkan oleh Dinas Perdagangan (Disdag) Solo dibiarkan terbengkalai. 

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Salah satu pedagang yang masih bertahan di kios lantai I Pasar Pucangsawit Solo, Marmi, mengatakan kondisi tersebut terjadi sejak beberapa tahun yang lalu. Dia yang sudah menempati kios Pasar Pucangsawit selama dua tahun menyaksikan sendiri banyak pedagang yang mengeluh tidak balik modal saat mencoba berjualan di Pasar Pucangsawit. 

Ekspedisi Mudik 2024

“Modal sebesar apapun kalau berjualan di tempat ini rata-rata habis semua. Mereka banyak yang mengeluh tidak balik modal dan kemudian pergi dan menyerah berjualan di Pasar Pucangsawit. Soalnya memang sudah tidak ada pembelinya. Warga di sekitaran sini kan banyak yang direlokasi,” ucapnya ketika ditemui di kiosnya, Jumat (7/9/2019).

Senada, pedagang lainnya, Abu Marwan, menjelaskan tak hanya los yang mangkrak, beberapa kios di lantai I menurutnya sudah tidak digunakan lagi. Banyak pedagang yang menyerah lantaran modal yang digunakan untuk berdagang tidak kembali.

“Makanya orang-orang bilangnya Pasar Pucangsawit itu pasar mati. Ada yang bilang juga pasar ini pasar kecepit. Sudah tidak ada yang mau berbelanja kecuali sudah langganan. Seperti saya ini masih bertahan karena dagangan saya ada langganannya. Kalau tidak ya saya sudah pergi dari dulu,” ucap dia.

Sementara itu, Lurah Pasar Pucangsawit, Ali Muhlison, menyebut seluruh los yang berada di lantai II sudah tidak digunakan untuk berjualan. Data awal menyebut jumlah total los di lantai II sebanyak 91.

Namun, karena adanya perubahan pembangunan di lantai dua, los hanya tersisa sekitar 40. Hal yang sama juga terjadi di lantai satu di mana sebagian besar los tidak terpakai untuk aktivitas jual beli.

“Lantai dua sudah mangkrak tidak digunakan. Lantai satu juga hampir sama, tapi masih digunakan beberapa. Tapi siang sedikit sudah tidak ada pedagangnya. Memang karena kondisinya tidak mendukung dan sekarang fenomenanya sudah banyak pedagang sayur dan lauk yang berkeliling. Makanya, pasarnya sepi,” tutur dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya