SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus corona (Freepik)

Solopos.com, SOLO -- Jagat media sosial dibuat geger dengan curhat salah satu pasien suspect corona di Jakarta tentang sebuah rumah sakit rujukan di Jakarta.

Pengguna akun media sosial @fmuchtar_ curhat ketika menjadi pasien suspect corona. Dia mengaku resah dengan kondisi sebuah rumah sakit rujukan corona terutama ruang isolasi yang memiliki fasilitas terbatas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Gua resah dengan kondisi saat ini, gua pengen speak up sebagai pasien suspect Covid-19. Gua akan cerita tentang pengalaman gua sebagai pasien di salah satu RS Rujukan di Jakarta dan keresahan gua terkait corona," katanya, Senin (16/3/2020).

Perampokan Taksi Online Boyolali Gagal Karena Sopir Melawan dan Lari Bawa Kunci Mobil

Awalnya, badannya menunjukkan gejala infeksi virus corona, yakni demam, batuk, sesak napas, pilek, sakit tenggorokan, dan lemas. Kemudian, dia memutuskan untuk mendatangai salah satu rumah sakit (RS) rujukan corona di Jakarta.

Ekspedisi Mudik 2024

Ketika tiba di RS, dia mengaku diperiksa kondisi paru-parunya dengan rontgen. Seusai melakukan itu, dia diminta untuk menuju ruang dekontaminasi yang berisi pasien batuk.

Pengosongan Lahan Sriwedari Solo: Satpol PP dan Kelurahan Tak Hadir, Rakor Dijadwal Ulang

"Habis gua rontgent paru, gua dipindahkan lah ke ruang dekontaminasi, itu isinya orang batuk semua. Pokoknya batuk, mau dia terindikasi corona atau enggak digabung disitu. Satu ruangan bisa berisi 4-5 orang dengan ukuran ruangan yang gua kira paling 2x3 meter. Di ruangan itu, ada 3 pasien tidur di ranjang pasien dan 2 orang duduk di kursi roda karena ga muat," lanjutnya.

Dengan gejala mirip corona disertai riwayat perjalanan, dokter memutuskan dia merupakan pasien suspect corona dan akan diisolasi. Dia mengaku terkejut dengan kondisi ruang isolasi yang hanya ada tiga kasur di mana pasien isolasi saat itu sebanyak enam orang.

Sambil Punguti Sampah, Massa Gejayan Memanggil Lagi Bubarkan Diri

"Oiya, di ruangan itu cuman ada 3 bed kasur, sedangkan pasiennya ada 6. Jadi terpaksa sebagian harus duduk di kursi roda. Gua sendiri duduk di kursi roda dari di ruang dekontaminasi sampe baru dapat kasur tadi pagi. Lanjut ya, dari 6 orang tersebut, 2 diantaranya malam itu langsung dirujuk ke RS Rujukan yang lain. Sedangkan sisanya menunggu kamar isolasi rawat inap kosong atau ada RS Rujukan lain yang mau nerima, sedangkan kondisinya semua RS Rujukan tuh penuh," ungkapnya.

Lalu, dia juga diminta untuk menjalani tes swab - menentukan pasien terinfeksi corona atau tidak. Saat menjalani tes swab tersebut, dia mengaku sempat mengobrol dengan petugas medis yang bertugas.

Pelajar SMK Karanganyar Korban Kecelakaan Ngeri Teringat Kondisi Di Bus Saat Kejadian

"Tadi gua sempet ngobrol juga sama dokternya, dan dia mengakui kalo Indonesia tuh ga siap ngadapin corona. Sangat gagap bahkan dalam pelayanan medis. Dengan metode tes swab yang kayak sekarang, ga heran kalo banyak yang underdiagnosed," bebernya.

Menurutnya, banyak orang yang tak terdiagnosa corona karena ada masyarakat yang tidak bisa melakukan tes corona tersebut. Apalagi fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh Indonesia sangat terbatas. Katanya, petugas medis yang menangani pasien tidak bisa melakukan tes swab.

"Sekedar informasi, pelayanan kesehatan kita buat mengatasi Covid-19 masih belum siap. Di Indonesia, anda bisa tes corona adalah sebuah privilege, karena ga semua orang bisa tes! Kenapa sih gua bilang privilege? Ya karena kalo lu ga pernah keluar negeri/kontak dengan pasien positif besar kemungkinan ga bakal di cek. Tapi walaupun begitu, RS RS Rujukan tetap aja kewalahan menangani jumlah suspect dan pasien positif. Padahal, mungkin banyak dari kita yang gatau apakah pernah berpapasan," lanjutnya.

Sah! Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Dibatalkan

Setelah melakukan tes swab, pasien diminta pulang untuk menjalani isolasi mandiri, termasuk dia.

Membandingkan dengan Negara Lain

Pengguna akun Twitter @fmuchtar_ juga membandingkan tes corona yang ada di Indonesia dengan Korea Selatan. Di Negeri Gingseng menerapkan pemeriksaan tes corona via drive through.

Warga Seoul, Korea Selatan, dapat melakukan tes virus corona tanpa meninggalkan mobil mereka. Seoul mempunyai pusat-pusat tes dengan layanan drive thru di berbagai penjuru kota.

Siapa Sally Face? Karakter Idola Gadis Pembunuh di Sawah besar

"Malah kalo bisa kayak di korea selatan, bisa ngecek via drive thru. Dengan pembukaan data dan pengecekan yang lebih massif, justru membuat rakyat lebih siap daripada dengan sikap kayak sekarang dengan dalih biar rakyat ga panik. Justru rakyat panik karena ketidakpastian data," katanya.

Selain dengan Korea Selatan, pengguna akun @fmuchtar_ juga membandingkan dengan Singapura. Menurutnya, masyrakat Singapura bisa melihat riwayat perjalanan pasien positif corona sehingga membuat mereka semakin waspada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya