SOLOPOS.COM - Richard Redouane (Irish Examiner)

Begini curahan hati istri pelaku teror di London Bridge asal Irlandia.

Solopos.com, LONDON – Beberapa hari yang lalu, Kepolisian London, Inggris, mengumumkan nama pelaku teror di dekat London Bridge, Sabtu (3/6/2017), salah satunya Richard Redouane, 30. Pria yang diduga keturunan Maroko-Libya yang memiliki kartu identitas Irlandia itu tewas ditembak mati polisi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kematian Richard Redouane membuat istrinya, Charisse O’Leary kaget sekaligus lega. Sebab, selama ini ia mengaku tertekan hidup bersama Richard, karena kerap diperlakukan kasar.

“Aku mengalami masa-masa sulit setelah menikah dengan Richard pada 2015. Ia selalu memperlakukanku dengan kasar,” tutur O’Leary seperti dilansir Metro, Rabu (7/6/2017).

O’Leary menikah dengan Richard di Irlandia pada 2012. Selang beberapa bulan kemudian, Richard memutuskan kembali ke Maroko, sementara istrinya menetap di London. Pada 2014, Richard mengajukan permohonan visa di Irlandia yang membuatnya bisa menyusul istrinya ke London.

Pada 2015, Richard dan O’Leary kembali ke Dublin, Irlandia. Setelah kembali ke Dublin, O’Leary merasa tingkah suaminya mulai berubah. Ia bahkan mengaku membenci suaminya dan memutuskan berpisah pada Januari 2017.

Perpisahan itu terjadi lantaran Richard memaksa O’Leary masuk Islam. Ia bahkan memaksakan keyakinannya ekstrem kepada anak perempuan mereka yang masih kecil, Amina. Ia melarang segala hal yang membantu tumbuh kembang Amina, seperti menonton televisi dan mengikuti kelas khusus pijat bayi.

“Dia benar-benar egois dan aku hanya bisa pasrah. Tapi, lama kelamaan, hal itu membuatku tertekan hingga akhirnya memutuskan berpisah darinya,” kenang O’Leary.

Curahan hati pilu O’Leary itu disampaikan setelah dia dibebaskan dari tahanan polisi anti-teror London karena aksi suaminya itu. Beruntung, ia dinyatakan tidak bersalah hingga akhirnya dibebaskan. Ia ditangkap, Minggu (4/6/2017), pagi waktu setempat secara paksa.

“Saat itu tiba-tiba ada polisi yang mendobrak pintu apartemen O’Leary sambil menodongkan senjata. Ia yang panik langsung berteriak, jangan menembak,” tutur salah satu tetangga O’Leary.

O’Leary mengaku kaget dengan teror yang dilakukan suaminya. Meski berperilaku aneh, ia tak menyangka Richard bisa melakukan tindakan sadis seperti itu. Setidaknya tujuh orang tewas dan 30 lainnya terluka gara-gara insiden tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya