SOLOPOS.COM - Ilustrasi.dok

Ilustrasi.dok

NGAGLIK-Tingginya curah hujan di DIY membuat petani tembakau di Sleman enggan menanam semua lahannya dengan tanaman tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu petani tembakau asal Ngaglik, Rubiyo mengaku tidak berani menanami semua lahannya dengan tembakau. Cuaca yang tidak menentu membuatnya ragu dengan hasil yang didapatkan dari menanam tembakau.

“Masih was-was kalau saat panen turun hujan. Tentu saja nanti hasilnya tidak akan bagus dan harganya dipastikan akan jatuh. Untuk itu kami tidak berani menanam tembakau pada semua lahan,” ujar Rubiyo saat memupuk tanaman tembakaunya di Dusun Sedan, Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Sabtu (29/6/2013).

Menurutnya, dengan masih kerapnya turun hujan membuat tanaman tembakau rentan terkena penyakit. Banyak penyakit yang muncul karena curah hujan yang tidak bisa diprediksi.

“Kalau sudah agak besar tembakau itu butuh sinar matahari lebih. Kalau masih saja hujan terus tembakau bisa turun kualitasnya dan ini menyebabkan banyak penyakit yang akan menyerang,” jelas Rubiyo.

Petani tembakau lain, Marto mengaku tidak berani mananam tembakau banyak. Sebagian lahannya kini telah ditanami dengan palawija dan padi.

“Kalau tembakau gagal panen kami masih punya cadangan palawija dan padi. Kami berharap musim panas segera datang agar kami, petani tembakau ini tidak lagi was-was,” jelas Marto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya