SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sukoharjo(Espos)–Kalangan petani tembakau di Gatak merasa ketir-ketir dengan ketidakpastian musim serta curah hujan akhir-akhir ini. Sejumlah petani terpaksa melakukan tanam ulang lantaran bibit yang telanjur ditanam membusuk setelah terguyur hujan.
Salah seorang petani tembakau, Srimoro, 43, warga Kagokan, Gatak saat ditemui Espos di Kagokan, Jumat (5/6), menerangkan tembakau termasuk tanaman kering sehingga jika kebanyakan mendapat air maka akar serta daunnya bisa membusuk.

“Lha kalau hujan masih terus turun seperti ini, kami hanya bisa berharap agar tanaman tak membusuk,” papar dia.
Diungkapkan olehnya, pertengahan bulan Mei hingga Juni biasanya sudah masuk musim kemarau sehingga tepat sekali untuk memulai menanam tembakau.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Namun kenyataannya akhir-akhir ini, hujan deras masih sering mengguyur. Srimoro menambahkan, tembakau yang ditanamnya daunnya sebagian telah mengering setelah beberapa kali tersiram air hujan.
Menurutnya, tembakau menjadi tanaman andalan warga setempat karena saat musim kemarau, pasokan air untuk lahan pertanian sulit diperoleh. Selain itu, harga jual panen tembakau cukup stabil dan pemasarannya mudah.

Ia mencontohkan, dari lahan seluas 3.000 meter persegi yang ditanami tembakau tahun lalu, ia bisa mendapatkan penghasilan Rp 3 juta. Petani tembakau lainnya, Tentrem, 50, warga Kagokan menuturkan, dirinya terpaksa tombok dan melakukan tanam ulang karena tembakau yang telanjur ditanam membusuk.

“Kalau saya baru sekali nyulami (tanam ulang–red). Petani lain ada yang sampai tiga kali menanam ulang karena tanaman tembakaunya mati semua,” jelasnya.
Sementara, petani lain, Sumadi, 70, mengatakan dirinya akan menunggu hingga pertengahan Juni untuk menentukan tanaman apa yang ditanam di lahannya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Sukoharjo, Giyarti menuturkan, ketidakpastian musim saat ini memang berisiko bagi para petani tembakau. Oleh sebab itu, jika memang petani merasa ragu-ragu, maka sebaiknya memilih tanaman lain yang lebih tahan terhadap air.

Apalagi, lanjutnya, belum ada kepastian kapan hujan akan berakhir.
Dikatakan dia, tembakau merupakan salah satu komoditas yang banyak dihasilkan petani di Gatak, Kartasura, Grogol dan Baki. Namun demikian, lanjutnya, jumlah petani yang rutin menanam tembakau hanya sekitar 100 orang.

rei

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya