SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA—Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) DIY menyebutkan, potensi banjir lahar dingin bakal terjadi bila curah hujan mencapai 20 mm per jam. Warga yang tinggal di dekat sungai yang berhulu di Merapi diminta waspada.

Kepala BPPTK DIY, Subandriyo kepada wartawan, Senin (31/10) menyatakan, berdasarkan pengalaman pada musim hujan musim lalu, banjir lahar dingin terjadi saat curah hujan mencapai 20 mm per jam selama dua jam. “Pengalaman 2010, hujan 20 mm per jam itu sudah banjir lahar, dulu puncak curah hujan kan terjadi Februari, Maret,” ungkapnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Adapun saat ini meski telah memasuki musim penghujan intensitasnya masih ringan sehingga belum menimbulkan banjir lahar. Air hujan sementara masih mengendapkan material Merapi. “BMKG memprediksi hujan minggu ke tiga Oktober. Memang sudah hujan tapi awalnya meresap dulu, air hujan tidak langsung memicu lahar. Nanti banjir lahar atau tidak tergantung kecepatan hujan,” lanjutnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Lembaganya juga sudah memetakan jalur-jalur yang dilewati lahar dingin. Sejumlah sungai masih berpotensi besar terkena banjir lahar. Seperti Kali Putih, Kali Pabelan, Kali Boyong, Gendol dan Sungai Opak yang berhulu di Gendol. “Kali Putih masih terancam, untuk Kali Boyong potensinya tidak terlalu besar seperti tahun lalu tapi masih. Gendol potensinya masih besar, tapi (material) tidak mudah bergerak sehingga kemungkinan kecil terjadi longsoran meski potensinya besar,” ujarnya.(Harian Jogja/Bhekti Suryani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya