Semarang
Senin, 4 November 2019 - 10:50 WIB

Cuma Punya 2 Truk Tangki, Pasokan Air PDAM Salatiga Seret

Imam Yuda Saputra  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga di Salatiga tengah menunggu pasokan air bersih dari PDAM, beberapa waktu lalu. (Semarangpos.com-PDAM Tirta Darma Salatiga)

Solopos.com, SALATIGA — Kemarau panjang mengakibatkan beberapa daerah di Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), mengalami kekeringan. Informasi yang diperoleh Semarangpos.com, kekeringan di Kota Salatiga terjadi di wilayah Kecamatan Argomulyo dan Sidomukti.

Guna memenuhi kebutuhan air masyarakat di wilayah itu, PDAM Tirta Darma Salatiga harus melakukan dropping air bersih setiap harinya. Kendati demikian, dropping air yang dilakukan PDAM Salatiga itu berjalan kurang maksimal. Keterbatasan armada yang dimiliki PDAM Salatiga membuat pasokan air di wilayah kekeringan tak berjalan optimal.

Advertisement

Kepala Bagian (Kabag) Pelayanan Pelanggan PDAM Tirta Darma Salatiga, Surya Adji Pamungkas, mengakui jika proses dropping air di wilayah kekeringan tidak berjalan optimal karena terkendala armada.

Ia mengaku saat ini PDAM Tirta Dharma hanya memiliki dua truk tangki dengan kapasitas masing-masing 4.000 liter. Setiap harinya, masing-masing truk itu pun harus mengangkut dan mendistribusikan air sebanyak delapan kali.

“Karena keterbatasan armada itu, kami akui distribusi air ke masyarakat yang membutuhkan terkendala. Tapi, kami pastikan dropping air itu sampai ke masyarakat. Kami minta bersabar,” ujar Adji kepada Semarangpos.com, Minggu (3/11/2019).

Advertisement

Adji mengatakan bencana kekeringan sudah menjadi rutinitas di beberapa wilayah Kecamatan Argomulyo dan Sidomukti. Ia pun menilai memang seharusnya ada penambahan truk tangki agar distribusi air saat kekeringan berjalan lancar.

Adji menambahkan daerah yang rutin mendapat pasokan air saat kekeringan di antaranya Randuacir, Tetep, Randuares, dan sebagian wilayah Sidomukti.

"Order dari Satpol PP Salatiga untuk dropping air bersih hingga November ini sudah 400 kali. Itu belum termasuk yang berasal dari permintaan organisasi masyarakat seperti LSM, lembaga lain, maupun perkumpulan mahasiswa,” ujarnya.

Advertisement

Selain berharap adanya penambahan truk tangki, Adji menilai cara lain untuk mengatasi bencana kekeringan adalah dengan pembuatan sumur artesis.

Sementara itu, Lurah Kumpulrejo, Eska Bayu Sukmawan, mengatakan hampir seluruh kampung di wilayahnya mengalami kekeringan.

“Selama ini setiap musim kemarau selalu kekeringan. Kalau sudah seperti itu, warga sangat mengandalkan dropping air bersih. Ada 500 keluarga yang bergantung dropping air bersih dari PDAM. Mereka tersebar di wilayah Randuares, Salib Putih, dan Ngronggo,” ujar Bayu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif