Jon Koplo adalah mahasiswa asal Solo yang baru saja diterima di sebuah universitas negeri di Malang. Beruntung, ia sudah mendapatkan tempat kos di sana. Namun karena masih banyak barang-barang yang harus dibawa untuk isen-isen kamar, maka Sabtu petang itu dia berencana pulang ke Solo naik bus malam untuk mengambilnya.
Saat itu, kebetulan penumpang di dalam bus tidak begitu penuh. Tempat duduk di samping Koplo juga kosong melompong sehingga Koplo bisa merebahkan tubuhnya ke samping dengan leluasa untuk tiduran. Hingga selepas Isya, ketika bus baru saja keluar dari perbatasan Kota Malang, Koplo pun sudah tertidur pulas.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Di tengah perjalanan, mendadak seorang lelaki brewokan menarik kerah bajunya hingga Koplo tertunduk. Dengan galak, lelaki itu menghunus pisau ke arah Koplo sambil merampas jam tangan dan HP milik Koplo.
”Tolong…!!! Rampok…! Rampok…!” teriak Koplo kencang dengan gemetar ketakutan sambil berharap ada yang bersedia menolongnya.
Di antara para penumpang, seorang mbak-mbak bangkit berdiri mendekat lalu menepuk-nepuk pipi Koplo dengan keras.
”Mas… Mas… Bangun, Mas!”
Dibangunkan begitu, Koplo pun gragapan. Dilihatnya lelaki brewokan tadi sudah tidak ada. Yang ada adalah semua penumpang pada menoleh ke arahnya sambil klecam-klecem. Koplo lalu meraba jam tangan dan HP-nya yang ternyata masih aman-aman saja di tempatnya.
”Walah, jebule mung ngimpi ta?” batin Koplo antara malu dan lega.
”Sudah, Mas. Silakan lanjutkan tidurnya lagi. Sudah aman kok. Rampoknya kan sudah diusir oleh Mbaknya tadi?” goda Pak Kondektur yang tadi juga ikut deg-degan, lalu disambut ger-geran para penumpang lainnya. Kiriman Jordan Garlan, Cengklik RT 04/RW 20, Nusukan, Solo.