Cucu Jenazah Berbaju Pengantin di Bong Mojo Solo Sebut Boneka Cuma Hiasan Peti

Solopos.com, SOLO -- Identitas jenazah perempuan mengenakan baju pengantin dan mendekap boneka juga berpakaian pengantin yang makamnya di Bong Mojo, Jebres, Solo, digali, Rabu (23/10/2019), terungkap.

Jenazah itu semasa hidup bernama Jap Trima Nio. Namun terkait boneka yang ditemukan bersama jenazah di dalam makam, pihak keluarga almarhumah memiliki pendapat berbeda dengan yang terekspos di media.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cucu Jap Trima Nio, Hirawati Setyawan, berpendapat boneka yang ditemukan saat penggalian makam neneknya hanyalah bentuk simbol malaikat.

Simbol tersebut, menurutnya, diwujudkan dalam bentuk boneka perempuan bergaun pesta atau pengantin yang dijadikan hiasan peti.

"Setahu saya tidak ada hubungannya boneka itu sama nenek saya sewaktu masih hidup. Tidak ada ikatan emosional. Boneka itu kami masukkan sebagai hiasan peti dan menyimbolkan malaikat. Cuma itu saja," jelas dia kepada Jumat (25/10/2019).

Hirawati menjelaskan neneknya meninggal pada tahun 2008 silam.

Semasa hidup, Jap Trima Nio, diketahui berprofesi sebagai pengusaha katering. Jap Trima Nio bersama suaminya setelah diangkat tulang jenazahnya tidak dipindahkan namun dikremasi.

"Nenek sama kakek saya itu nanti dikremasi di Delingan. Jadi tidak dikubur lagi seperti tiga anggota keluarga lainnya," beber Hirawati.

Sebelumnya, Kasi Pemakaman Umum Bidang Kawasan Pemukiman Disperum KPP Solo, Sawaras Budi Kusumo, Kamis (24/10/2019), mengatakan saat hari perdana penggalian pihaknya menemukan jenazah yang terdapat boneka berbusana pengantin di dalamnya.

Saat penemuan boneka tersebut beberapa orang yang menyaksikan menurutnya sempat mengatakan mengingat kembali memori ketika mendiang masih hidup saat melihat boneka tersebut.

"Jadi saat pengangkatan itu orang yang sudah tua itu pada merinding. Bukan karena takut, tapi karena mereka langsung ingat benda dan pakaian yang digunakan. Mereka bilang 'eh itu kan boneka yang sering dibawa tacike pas masih hidup.' Dia sering bawa itu dulu,” jelas Sawaras mengulang perkataan para ahli ahli waris yang menyaksikan.