SOLOPOS.COM - Musyawarah Perencanaan Kegiatan Iduladha di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Wonogiri, turut dihadiri Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Wonogiri, Selasa (5/7/2022). (Solopos.com/Luthfi Shobri M)

Solopos.com, WONOGIRI — Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislapernak) Wonogiri melarang warga mencuci jeroan hasil penyembelihan hewan kurban di aliran sungai. Hal itu sebagai langkah mencegah penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) melalui air.

Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kasi Kesmavet) Dislapernak Wonogiri, Prapto Utomo, mewakili Kepala Dislapernak Wonogiri, Sutardi, mengatakan larangan mencuci jeroan hewan kurban di aliran sungai sebenarnya sudah ada sejak sebelum merebaknya wabah PMK. Aktivitas itu dianggap mencemari sungai.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dengan kondisi merebaknya wabah PMK, pencucian jeroan hewan kurban ke aliran sungai berisiko tinggi memicu penularan PMK. Jika masyarakat tetap mencuci di sungai dikhawatirkan hal itu dapat menular ke tiga Kabupaten, meliputi Wonogiri, Sukoharjo, dan Karanganyar.

“Sebaliknya, panitia kurban harus membuat lubang sendiri di lokasi pemotongan. Dicuci di situ dan jangan dibawa ke aliran sungai karena berisiko menularkan PMK,” ujar Prapto saat berbincang dengan Solopos.com seusai kegiatan Musyawarah Perencanaan Kegiatan Iduladha 2022 di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Wonogiri, Selasa (5/7/2022).

Sebelum hasil penyembelihan kurban dibagikan ke warga, lanjut Prapto, diharapkan daging dan jeroan dapat direbus terlebih dahulu. Jika tidak melakukan hal itu, panitia hewan kurban mesti mengedukasi masyarakat sebelum daging yang diterima diolah.

Baca Juga: Setelah Iduladha, Giliran CFD Giritontro Wonogiri Digelar

“Kalau mau dimasak, harus direbus dulu. Jika mau disimpan, harus disimpan di suhu kulkas selama 24 jam. Setelah itu baru disimpan di freezer tanpa dicuci,” tuturnya.

Dislapernak Wonogiri telah menyiapkan 93 petugas medis dan paramedis untuk memastikan penyembelihan hewan kurban aman. Di antaranya terdiri dari dokter dan mantri hewan, baik yang berstatus aparatur sipil negara (ASN), tenaga swadaya, dan kontrak. Mereka bertugas selama lima hari, mulai Sabtu-Rabu (9-13/7/2022).

Sebanyak 93 petugas itu tersebar di seluruh daerah di Kabupaten Wonogiri. Para petugas memeriksa dan mengawasi antemortem (pemeriksaan layak atau tidaknya hewan kurban sebelum disembelih) dan postmortem (pemeriksaan layak dikonsumsi atau tidaknya setelah hewan kurban tersebut disembelih). Di samping itu mendata hewan kurban di lokasi pemotongan.

“Mulai dari masjid, musala, lingkungan, hingga yayasan,” katanya.

Hal itu mengingat luas wilayah dan kebutuhan hewan kurban di Kabupaten Wonogiri yang tak sedikit. Pada 2020, jumlah sapi jantan yang dipotong saat momen Iduladha sebanyak 3.702 ekor, sementara jumlah kambing sebanyak 19.303 ekor. Jumlah itu bertambah pada 2021, yakni sapi jantan sebanyak 4.412 ekor dan 16.759 ekor kambing.

Baca Juga: Penutupan Berakhir, Pasar Hewan di Wonogiri Bakal Dibuka Lagi?

“Jumlah kurban tahun 2022 kurang lebih sama meski ada kemungkinan turun lebih sedikit,” kata Prapto.

Kepala Kemenag Wonogiri, Anif Solikhin, melalui Kasi Bimas Islam Kemenag Wonogiri, Mursidi, menyatakan dukungan penuh atas arahan yang disampaikan Dislapernak Wonogiri. Ia juga mengapresiasi pemeriksaan dan kesehatan yang bakal dilakukan saat pelaksanaan penyembelihan hewan kurban.

Di sisi lain, Mursidi tak memungkiri aktivitas pencucian daging kurban di aliran sungai memang menjadi kebiasaan warga Wonogiri yang sudah berjalan setiap tahun. Nantinya, Kemenag Wonogiri bakal membuat edaran yang ditujukan kepada seluruh penyuluh agama Islam agar menyiarkan larangan tersebut.

“Kami menyuruh masyarakat untuk tidak lagi mencuci di kali. Selanjutnya, mengenai standar kesehatan kurban itu kami amini. Demi kebaikan semuanya,” kata dia kepada Solopos.com, Selasa (5/7/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya