Solopos.com, KARANGANYAR – BPBD Kabupaten Karanganyar meperingatkan warga agar tidak membakar sampah maupun lahan sembarangan. Sebab belakangan ini cuaca di Karanganyar cenderung ekstrem yang ditandai dengan panas, kering, dan berangin.
Imbauan tersebut disampaikan Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Karanganyar, Sundoro Budi Karyanto. Menurut dia, angin kencang mulai terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Karanganyar belakangan ini.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
"Sejak Satu Sura [20 Agustus] itu mulai muncul angin kencang. Kami mulai greteh mengingatkan sukarelawan agar menyosialisasikan kepada warga untuk waspada dan hati-hati," ujar Sundoro saat berbincang dengan Solopos.com melalui telepon selular, Rabu (26/8/2020).
Pijatan Maut Yulianto Si Jagal Kartasura Sukoharjo
Solopos.com mengecek pengukur suhu menggunakan aplikasi tertentu pada smartphone yang menunjukkan suhu udara pukul 13.00 WIB mencapai 34 derajat celcius. Kelembapan udara 49% dan kecepatan angin 19 kilometer per jam.
Sementara pada 27 Juni 2020 lalu, BMKG merilis data perkembangan musim kemarau di Indonesia. Sebagian wilayah di Indonesia, termasuk Jawa Tengah bagian utara dan timur, mengalami musim kemarau. BMKG juga memprediksi puncak musim kemarau pada Agustus.
Jangan Bakar Sampah Sembarangan
Melihat kondisi cuaca ekstrem di Karanganyar, Sundoro memperingatkan warga untuk berhati-hati. Jangan sampai membakar sampah atau lahan sembarangan yang berpotensi menimbulkan bahaya.
“Waspada angin kencang. Antisipasi, warga hati-hati dan waspada. Kalau porsi kami kan terkait dampak kebencanaan. Kami libatkan sukarelawan, perangkat desa, dan kecamatan untuk mengimbau masyarakat. Waspada bahaya kekeringan dan angin kencang,” ujar dia.
Single Parent, Omzet Dewi Si Bakul Hik di Nusukan Solo Rp250.000/Hari
Sundoro menyampaikan beberapa hari terakhir Unit Pemadam Kebakaran dan BPBD Kabupaten Karanganyar menerima laporan kebakaran di lahan kosong dan lahan tebu. Saat ditanya dugaan penyebab kebakaran, dia mengaku belum dapat memastikan.
“Tetapi ya gimana ya. Ada sebagian orang yang memiliki kebiasaan membakar lahan tebu, lahan kosong. Tetapi kan kami tidak tahu, itu disengaja atau tidak. Motifnya apa perlu klarifikasi. Contohnya di Gondangrejo ini saja semalam [Selasa malam] lahan tebu dan Rabu pagi dapat laporan kebakaran lahan kosong,” tandasnya.