SOLOPOS.COM - Garis polisi dipasang di lokasi longsor di Pendoworejo, Girimulyo pada Jumat(3/2/2017). (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Hujan yang turun selama hampir sehari penuh mengakibatkan banyak bencana alam terjadi di wilayah Kulonprogo

 
Harianjogja.com, KULONPROGO-Hujan yang turun selama hampir sehari penuh mengakibatkan banyak bencana alam terjadi di wilayah Kulonprogo, Selasa (28/11/2017).

Promosi Ijazah Tak Laku, Sarjana Setengah Mati Mencari Kerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulonprogo mencatat terdapat belasan titik longsor dan banjir.

Kepala Pelaksana BPBD Kulonprogo, Gusdi Hartono mengatakan, hingga Selasa siang, bencana longsor setidaknya sudah dilaporkan menimpa 11 titik di wilayah perbukitan menoreh, baik yang mengenai rumah warga maupun jalan.

“Banjir yang sudah terpantau di empat kecamatan, yaitu Galur, Panjatan, Wates, dan Temon,” ujar Gusdi.

Gusdi menyatakan telah menerima informasi dari BMKG DIY terkait peringatan adanya siklon tropis cempaka yang memicu terjadinya cuaca ekstrim. Hujan berintensitas sedang hingga tinggi diperkirakan terjadi dalam tiga hari ke depan. BMKG DIY juga memproyeksikan curah hujan di atas normal diikuti angin kencang akan kerap terjadi hingga sekitar pertengahan Februari 2018. Menurutnya, tingkat kerawanan bencana alam jelas perlu mendapatkan perhatian khusus, baik longsor, banjir, maupun pohon tumbang.

Berdasarkan pantauan tim di lapangan, volume air di aliran Sungai Serang diketahui sudah dalam kondisi kritis dan hampir mengenai batas bawah jembatan. Begitu pula dengan kondisi sejumlah anak sungai maupun saluran drainase di wilayah permukiman.

Hal itu lah yang kemudian menyebabkan banjir di sejumlah wilayah kecamatan. Keadaan tersebut dikhawatirkan bakal semakin parah jika hujan terus berlanjut.

Gusdi mengungkapkan, BPBD Kulonprogo berencana meningkatkan status kebencanaan dari normal menjadi siaga darurat. Hal itu sudah dikoordinasikan dengan jajaran stakeholder terkait di lingkungan Pemkab Kulonprogo.

“Kami segera memohon Bupati untuk menaikkan status jadi siaga darurat. Kalau terus seperti ini, mungkin ditingkatkan lagi jadi tanggap darurat,” kata Gusdi.

Gusdi memastikan kesiapan personel, logistik, maupun kelengkapan alat-alat penanggulangan bencana. Di sisi lain, pihaknya juga terus melakukan sosialisasi dan mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana.

“Masyarakat harus sadar betul kalau mereka hidup di daerah rawan bencana,” ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya