SOLOPOS.COM - ilustrasi aktivitas nelayan di laut. (JIBI/Solopos/Dok.)

Cuaca buruk membuat nelayan Tambaklorok Semarang takut melaut.

Semarangpos.com, SEMARANG — Para nelayan di kawasan Tambaklorok, Semarang mengaku takut melaut karena cuaca yang buruk dalam sepekan ini. “Ombak sekarang sedang tinggi. Sudah hampir sepekan ini saya tidak melaut dan tidak ada penghasilan yang saya dapat,” kata Nur Alim, salah satu nelayan di kawasan Tambaklorok, Semarang, Rabu (8/2/2017).

Promosi BRI Siapkan Uang Tunai Rp34 Triliun pada Periode Libur Lebaran 2024

Padahal, kata dia, jika kondisi cuaca bagus dalam sekali berlayar dirinya bisa mendapatkan penghasilan setidaknya Rp100.000/hari-Rp300.000/hari, belum dipotong membeli solar dan kebutuhan lainnya. Namun, diakuinya kondisi cuaca buruk yang cenderung ekstrem, ditandai dengan curah hujan tinggi, angin kencang, dan ombak tinggi sejak sepekan ini membuatnya hanya bisa berdiam diri di rumah.

Ekspedisi Mudik 2024

Alim mengatakan kondisi serupa juga dirasakan seluruh nelayan yang ada di kawasan Tambaklorok karena kondisi cuaca sekarang ini membuat pendapatan nelayan turun drastis akibat tidak bisa melaut.

Senada dengan itu, Azari yang juga nelayan Tambaklorok mengakui sejak adanya ombak tinggi akibat cuaca belakangan ini membuatnya terpaksa berdiam di rumah menunggu kondisi cuaca mulai bersahabat. “Kemarin, sebenarnya sempat saya paksakan untuk melaut. Ya, bagaimana lagi kan harus memenuhi kebutuhan keluarga. Namun, sekarang ini saya tidak berani. Ombaknya masih belum stabil,” ungkapnya.

Diakuinya, tidak adanya kerja sampingan yang bisa dilakukan membuat para nelayan di Tambaklorok kesulitan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga jika terjadi kondisi cuaca seperti sekarang.

Sebelumnya, kata dia, nelayan sempat was-was ketika ada kebijakan baru dari Menteri Kelautan dan Perikanan tentang larangan penggunaan cantrang, tetapi selama ini mereka tidak menggunakan alat itu. “Ya, kami memang tidak menggunakan cantrang untuk menangkap ikan. Mudah-mudahan, kondisi cuaca bisa segera membaik agar kami bisa segera melaut lagi dan menangkap ikan,” harap Azari.

Sementara itu, Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) Semarang menyebutkan di seluruh wilayah di Jawa Tengah berpotensi terjadi angin kencang, disertai hujan lebat selama tiga hari. “Terhitung, mulai Selasa-Kamis (7-9/2/2017) berpotensi terjadi angin kencang disertai hujan lebat. Ini disebabkan tekanan rendah di Australia bagian utara menyebabkan angin baratan melewati Jateng,” katanya.

Untuk curah hujan, kata dia, sifatnya sporadis sehingga sering menyebabkan terjadinya hujan lokal yang tidak merata, tetapi biasanya disertai dengan angin kencang dan petir.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya