SOLOPOS.COM - Ilustrasi gelombang tinggi di pantai. (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Cuaca buruk berupa gelombang tinggi mengintai perairan selatan Jawa Tengah.

Semarangpos.com, CILACAP- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mengimbau wisatawan dan nelayan untuk mewaspadai kemungkinan terjadi gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Promosi Kisah Agen Mitra UMi di Karawang: Penghasilan Bertambah dan Bantu Ekonomi Warga

“Gelombang tinggi masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan dengan tinggi gelombang signifikan atau yang sering terjadi berkisar 1,25-2,5 meter dan tinggi gelombang maksimum bisa mencapai dua kali lipatnya,” kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Jateng, Senin (11/1/2016).

Menurut dia, gelombang tinggi di perairan selatan Jateng-DIY tersebut lebih dipengaruhi oleh faktor kecepatan angin bukan karena ada gangguan cuaca.

Ekspedisi Mudik 2024

Dalam hal ini, kata dia, kecepatan angin di wilayah pantai selatan Jateng-DIY berpeluang mencapai 15 knot yang bertiup dari arah tenggara hingga barat daya sedangkan di wilayah Samudra Hindia selatan Jateng-DIY berpotensi mencapai 20 knot yang bertiup dari arah tenggara hingga barat daya.

“Saat ini sudah memasuki musim angin baratan,” kata dia menjelaskan.

Disinggung mengenai kemungkinan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku untuk tanggal 9-11 Januari 2016, Teguh mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu perkembangan lebih lanjut.

Kendati demikian, dia mengimbau nelayan untuk tetap mewaspadai kemungkinan terjadinya gelombang tinggi saat mencari ikan di laut.

“Bagi wisatawan diimbau untuk tidak mandi atau berenang di wilayah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas karena gelombang tinggi dapat terjadi sewaktu-waktu,” katanya.

Terkait kondisi cuaca di wilayah Jateng bagian selatan khususnya Cilacap, dia mengatakan bahwa berdasarkan pantauan, curah hujan di wilayah kota Cilacap selama dasarian [10 hari]  pertama bulan Januari 2016 masih tergolong rendah karena hanya mencapai 45 milimeter.

Menurut dia, hal itu disebabkan kondisi cuaca kota Cilacap selama dasarian pertama bulan Januari masih dipengaruhi El Nino di samping adanya dua daerah tekanan rendah di selatan ekuator serta gangguan cuaca lainnya.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa curah hujan di wilayah utara Cilacap maupun wilayah tengah Jateng seperti Purwokerto, Purbalingga, dan Banjarnegara cukup tinggi.

Oleh karena itu, dia mengimbau warga yang bermukim di wilayah tengah Jateng untuk mewaspadai kemungkinan terjadi bencana longsor dan banjir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya