Jumat, 27 Januari 2012 - 15:36 WIB

Cuaca Buruk, 4 Kapal 30 GT Mangkrak

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA—Empat kapal berkapasitas 30 grooston (GT) bantuan pemerintah ke nelayan DIY mangkrak tak dapat dioperasikan lantaran cuaca buruk.

Empat kapal itu kini masih bersandar di perairan Sadeng, Gunungkidul. Sedianya kapal mulai dioperasikan sejak 25 Januari lalu. Dua kapal untuk nelayan Gunungkidul, dua lainnya untuk Bantul dan Kulonprogo.

Advertisement

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, Sudiyanto mengatakan, ia menerima laporan terdapat empat kapal milik nelayan yang terdampar di pantai Drini lantaran diterjang gelombang tinggi. Beruntung semua awak kapal selamat.

Tak hanya itu, lembaganya juga mendapat informasi kondisi cuaca dan gelombang pantai selatan sedang buruk. Ketinggian air laut mencapai tiga sampai tujuh meter. Buruknya cuaca disebabkan adanya badai tropis atay Iggy yang terjadi di Samudera Hindia. Pengoperasian empat kapal besar yang dibeli lewat dana APBN dan APBD itupun ditunda.

“Harusnya mulai dioperasikan 25 Januari, tapi cuaca buruk dan gelombang tinggi terpaksa ditunda sampai akhir Februari atau awal Maret,” terang Sudiyanto.

Advertisement

Sudiyanto menambahkan, biaya operasional kapal dibantu pemerintah dengan anggaran senilai Rp25 juta per kapal per bulan. Keberadaan kapal dimaksudkan untuk menghidupkan kembali pasar ikan Jogja di kawasan Giwangan yang selama ini mangkrak karena tak ada pasokan.

Ia mengklaim, sosialisasi terhadap nelayan DIY di sepanjang pantai selatan telah dilakukan agar memasok ikan ke pasar tersebut. Karena tak dapat melaut, para nelayan mengandalkan pendingin es untuk mengawetkan ikan. Adapun persoalan ini sudah dilaporkan ke Gubernur DIY, Kamis (26/1) kemarin.

Terpisah, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, selama ini kebutuhan ikan di DIY masih banyak dipasok dari luar Jogja. Misalnya mendatangkan ikan dari pantai utara Jawa. Sementara produksi ikan lokal dilelang di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di masing-masing wilayah dan dijual ke luar Jawa.

Advertisement

“Harus ada integritas, agar kita bisa memasok ikan dari wilayah sendiri,” ungkap Sultan. (HARIAN JOGJA/BHEKTI SURYANI)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif