SOLOPOS.COM - Corporate Secretary Pertamina, Nursatyo Argo (kiri) mengairi salah satu batang pohon durian yang ditanam di Desa Karanganyar, Kecamatan Musuk, Boyolali, Kamis (25/10/2012). (JIBI/SOLOPOS/Septhia Ryanthie)

Corporate Secretary Pertamina, Nursatyo Argo (kiri) mengairi salah satu batang pohon durian yang ditanam di Desa Karanganyar, Kecamatan Musuk, Boyolali, Kamis (25/10/2012). (JIBI/SOLOPOS/Septhia Ryanthie)

BOYOLALI – Sebanyak 2.800 pohon durian montong ditanam di lahan kas desa dan sebagian lahan milik warga dengan total luas 9.500 m2 di Desa Karanganyar, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. Kegiatan yang melibatkan 108 kepala keluarga (kk) sebagai petani inti itu merupakan program Sentra Pemberdayaan Tani (SPT) yang diadakan PT Pertamina (Persero) sebagai salah satu program corporate social responsibility (CSR) perusahaan tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Program SPT di Desa Karanganyar, Musuk, Boyolali, telah dirintis sejak tahun 2010. Program bantuan SPT itu senilai Rp1,1 miliar dengan bantuan waduk mini dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng.

Menurut Corporate Secretary Pertamina, Nursatyo Argo, pembangunan SPT merupakan salah satu program kerja CSR Pertamina untuk ikut berperan mengurangi tingkat kemiskinan masyarakat, sebagai upaya pencapaian tujuan pembangunan milenium (MDGs) yang telah dicanangkan Pemerintah Indonesia hingga 2015. Selain di Desa Karanganyar, Musuk, dua lokasi SPT Pertamina di wilayah Jateng dan DIY lainnya, yaitu di Desa Wonokerto, Kecamatan Banca, Semarang, dengan produksi buah Naga dan Desa Labuhan Kidul, Kecamatan Sluke, Rembang dengan hasil buah mangga. Total dana yang dikeluarkan untuk pendampingan Petani bekerja sama dengan Yayasan Obor Tani untuk ketiga desa tersebut selama 3,5 tahun senilai Rp3,9 miliar.

Sebagai syarat kelengkapan program SPT, Argo menyebutkan terdapat lima unsur pokok yang harus terdapat dalam SPT, pertama, waduk tadah hujan dengan lapisan anti bocor Geomembran dan terletak di tempat tertinggi dalam area SPT sebagai sumber air penyiraman untuk kebun buah selama musim kemarau. Unsur kedua, petani inti (Niti) yaitu peserta SPT yang bermukim di desa dan berjumlah 100 kk dan melalui pendidikan dan pelatihan agar dapat berperan memberdayakan lebih banyak masyarakat desa sekitar SPT, serta karyawan pemilihara tanaman (Kapetan) yang diseleksi oleh Niti dengan jumlah max 20 orang. Unsur ketiga, kebun buah unggul terletak di bawah waduk mini dan menyebar hingga radius 1 kilometer di seputar waduk mini. Keempat, sistem pemberdayaan dilakukan terpadu dengan memberikan sumber air, bibit, sarana produksi, infratrukstur, teknologi budi daya terkini dan pendampingan hingga panen. Terahir, Wisma SPT sebagai pusat pemberdayaan seluas 1000 m2 yang berfungsi sebagai supply center, training center dan research center.

“Selama 3,5 tahun 100 Niti belajar teknologi budidaya modern hingga kebun buah panen, selain itu mereka juga diajari mulai dari pascapanen, grading, packing, hingga pemasaran,” terangnya.

Di tahun kedua pelaksanaan, Argo mengatakan program ini mulai menerima apresiasi. Pada ajang GKPM Award & Expo 2012 (28/9), Sentra Pemberdayaan Tani Pertamina di Desa Wonokerto dengan produksi buah naga berhasil meraih penghargaan Platinum di kategori Eradicate Extreme Poverty and Hunger, Bidang Program Partisipasi Penciptaan Lapangan Kerja Baru.

“Tujuan program ini adalah untuk mendorong peningkatan standar mutu hasil pertanian melalui pendampingan yang intensif hingga produk yang dihasilkan memiliki nilai jual yang lebih baik dan terdapat peningkatan kesejahteraan bagi Petani,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya