SOLOPOS.COM - Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA — Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) dinilai sejumlah pihak berhasil membawa Indonesia keluar dari resesi.

Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mengatakan Ketua KPCPEN Airlangga Hartarto bisa meredam penyebaran Covid-19 sekaligus sukses membawa Indonesia keluar dari resesi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada kuartal II 2021 mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,07 persen. Menurut Yose, angka itu menjadi yang tertinggi dalam 17 tahun terakhir atau sejak 2004.

Yose mengatakan penanganan pandemi di Indonesia tak hanya mengutamakan sektor kesehatan, tetapi juga ekonomi, berhasil mencatatkan hasil positif.

Baca Juga: Tenang Kalau Ini Bukan Prank Kok! Sultan dari Riau Sumbang Rp1 Triliun Lebih untuk Indonesia

“Program pemerintah membantu di beberapa sektor. Kondisi kesehatan yang under control juga memengaruhi,” kata Yose Rizal Damuri dalam keterangan, Jumat (6/8/2021).

Yose menambahkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mengamankan sisi ekonomi nasional. Hal inilah yang membuat Indonesia kini keluar dari resesi ekonomi.

Menurut Yose, perbaikan ekonomi nasional lebih disebabkan karena perbaikan kesehatan. Imbasnya, sambung dia, pengeluaran uang tidak lagi bersikap wait and see sehingga investor juga tak segan untuk menanamkan modalnya.

Penilaian Yose sejalan dengan strategi yang dibuat Airlangga. Menggunakan pola helicopter view, Ketua Umum Partai Golkar itu tidak sekadar memfokuskan penanganan pandemi dari sisi ekonomi atau kesehatan saja.

“Kita melihat situasi ini secara helicopter view, tidak bisa secara parsial. Jika hanya dilihat dari sisi kesehatan, kebijakan terkesan kurang tegas. Jika dilihat dari sisi ekonomi saja, kebijakannya terkesan terlalu membatasi. Ini harus dilakukan secara hati-hati dan dihitung dengan cermat, karena pemerintah harus mempertimbangkan berbagai aspek ini,” kata Yose.

Baca Juga: Ahli: Booster Vaksin Tak Efektif Jika Orang Sekitar Belum Divaksinasi

Dia melanjutkan demi menjaga daya beli masyarakat tetap tinggi maka pemerintah menerapkan beragam skema bantuan sosial dan insentif. Menurut Yose, program tersebut memberikan dampak positif. Bantuan sosial mampu mendorong konsumsi.

“Program pemerintah tentunya berguna untuk menjaga kehidupan masyarakat tidak jatuh terlalu dalam. Agar masyarakat bisa hidup secara subsisten sambil menunggu perbaikan,” katanya.

Tangani Pandemi dari Berbagai Sektor

Sementara, peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad juga mengapresiasi peran Airlangga terkait pertumbuhan ekonomi nasional.

Dia menilai pertumbuhan ekonomi bisa mempertegas usaha pemerintah yang tak sekadar memfokuskan penanganan pandemi dalam satu sektor saja.

“Pertumbuhan ekonomi 7,07 persen adalah capaian yang luar biasa besar dalam proses pemulihan ekonomi nasional,” katanya.

Dia mengatakan ekonomi yang mengalami pertumbuhan positif juga akan berdampak di sektor kesehatan juga terus mengalami perbaikan. Menurutnya, pemerintah cukup berhasil menangani pandemi.

Baca Juga: Menteri Investasi: Pertumbuhan Ekonomi 7,07% Memang Baik, Tapi Jangan Terlena

“Walaupun kasus konfirmasi positif harian masih relatif besar, tapi cukup bisa ditahan sehingga tidak meledak seperti di India,” kata Saidiman Ahmad.

Sebelumnya, Menko Airlangga mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2021 lebih tinggi dibandingkan sejumlah negara tetangga. Seperti diketahui, pada kuartal tersebut ekonomi tumbuh sebesar 7,07 persen year on year (yoy).

“Pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibandingkan negara tetangga kita seperti India yang sebesar 1,6 persen, Vietnam 6,6 persen, Korea Selatan 5,9 persen, dan Jepang minus 1,6 persen,” kata Airlangga dalam konferensi pers virtual di Jakarta pada Kamis (5/8/2021).

Airlangga menambahkan seluruh wilayah Indonesia telah mengalami perbaikan dalam perekonomiannya. Pulau Jawa sebagai kontributor terbesar perekonomian nasional tumbuh tinggi sebesar 7,78 persen di kuartal II 2021, diikuti Pulau Maluku dan Papua, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, dan Bali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya