SOLOPOS.COM - Ilustrasi nakes corona. (Detik.com/Getty Images/iStockphoto)

Solopos.com, LONDON — Beberapa rumah sakit (RS) Inggris, terutama di London, berjuang agar pelayanan medis tetap terjaga ketika banyak staf harus menjalani isolasi Covid-19.

Inggris pada Rabu (15/12/2021) mencatat 78.610 kasus baru yang merupakan rekor harian tertinggi selama pandemi ketika infeksi akibat varian Omicron meningkat drastis.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Masalah akut yang sebenarnya adalah jumlah staf,” kata Katherine Henderson, konsultan perawatan darurat di London dan Presiden Royal College of Emergency Medicine, seperti dilansir Antara dari Radio BBC, Kamis (16/12/2021).

“Bahkan jika kami belum menghadapi kenaikan yang tinggi pada jumlah orang yang dirawat, kami sudah merasakan efek dari kekurangan staf untuk bertugas secara baik dan aman. Jadi kami khawatir kalau pasien berdatangan karena kami tak punya cukup staf,” kata dia.

Ekspedisi Mudik 2024

Henderson mengatakan rumah sakit di London yang paling terdampak. “Kami perkirakan mungkin sekitar 10 persen staf, yaitu dokter dan perawat, yang harus menjalani cuti,” katanya, menambahkan.

Baca Juga: Mengaku Gagal Redam Covid-19, Presiden Korea Selatan Minta Maaf

Prancis Memperketat Aturan

Sementara itu, hanya pelaku perjalanan tertentu yang diizinkan bepergian dari Inggris ke Prancis atau sebaliknya, dan mereka harus menjalani isolasi mandiri setelah tiba di Prancis.

Keputusan itu diumumkan Prancis pada Kamis, menyusul lonjakan kasus Covid-19 dan penyebaran varian Omicron di Inggris.

Pengecualian diberikan kepada sopir-sopir truk yang mengangkut logistik, karena Inggris khawatir pembatasan itu akan mengganggu rantai pasokan. Prancis mengatakan mereka bertindak sekarang karena Omicron telah menyebar cepat di Inggris.

“Tujuan kami adalah membatasi sebanyak mungkin penyebaran Omicron di seluruh wilayah kami,” kata juru bicara pemerintah Prancis Gabriel Attal pada stasiun televisi BFMTV.

Baca Juga: Nonton Drama K-Pop dan Drakor, 7 Warga Korea Utara Dieksekusi

Dia mengatakan perjalanan bisnis dan wisata oleh orang-orang yang bukan warga negara Prancis atau Eropa, serta yang bukan penduduk Prancis, akan dibatasi.

Sejauh ini ada 240 kasus Omicron terkonfirmasi di Prancis, jauh lebih sedikit daripada di Inggris, kata Attal. Aturan baru yang diumumkan Prancis itu berarti orang-orang yang boleh ke Inggris dari Prancis hanya warga negara Inggris yang kembali ke negaranya.

Pengecualian juga diberikan pada mereka yang pergi untuk menghadiri pemakaman kerabat dekat, berobat, bekerja di sektor esensial, dan sejumlah urusan lainnya.

Aturan baru itu juga mengatakan orang-orang dibolehkan bepergian dari Inggris ke Prancis jika mereka penduduk Prancis, atau warga asing yang tinggal permanen di Prancis, bekerja di sektor esensial, atau sedang transit selama kurang dari 24 jam.

Sebelum memasuki Prancis, pendatang harus terbukti negatif Covid-19 lewat tes PCR atau antigen tak lebih dari 24 jam. Sebelumnya, tes Covid-19 bisa dilakukan 48 jam sebelum tiba.

Baca Juga: Setel Musik Terlalu Keras, Seorang Warga di Australia Ditangkap

Setelah tiba di Prancis, mereka harus menjalani isolasi mandiri selama tujuh hari. Isolasi bisa diakhiri setelah 48 jam jika hasil tes di Prancis menunjukkan hasil negatif.

Aturan isolasi saat ini diberlakukan hanya kepada pendatang dari Inggris yang tidak divaksin. Menurut dokumen yang dikeluarkan pemerintah Prancis, pembatasan baru itu mulai diberlakukan pada Jumat malam.

Menanggapi keputusan Prancis itu, pemerintah Inggris mengatakan mereka tidak yakin pengetatan perbatasan efektif karena Omicron telah menyebar luas. Namun mereka mengatakan adalah hak setiap negara untuk memutuskan apakah akan menempuh cara itu atau tidak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya