SOLOPOS.COM - Infografis Jurus 5M Cegah Covid-19. (Solopos/Galih Ertanto).

Solopos.com, SLEMAN - Ada 13 kapanewon masuk zona merah seiring peningkatan penularan Covid-19 di Sleman. Masyarakat diminta untuk tidak abai menerapkan protokol kesehatan.

Berdasarkan update peta epidemiologi Covid-19 di Kabupaten Sleman per tanggal 27 Maret 2021, terjadi peningkatan kasus Covid-19. Dalam peta zonasi ini tergambar jelas masih terjadi penularan di sebagian besar wilayah Sleman.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Adapun 13 kapanewon yang masuk zona merah, yakni Minggir, Moyudan, Godean, Seyegan, Tempel. Kemudian Sleman, Mlati, Turi, Ngaglik, Depok, Ngemplak, Pakem, dan Berbah.

Kapanewon yang masuk zona oranye bertambah menjadi tiga mencakup Cangkringan, Kalasan, dan Prambanan. Dan hanya ada satu dengan status zona kuning, yakni Gamping.

Baca juga: Stok Vaksin Menipis, Dinkes Sleman Ajukan Tambahan

Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo mengatakan pemerintah terus mendorong dan mengharapkan agar masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan. "Terutama dalam konteks kebijakan terbaru PPKM berbasis Mikro. Sebab sampai saat ini tidak ada kapanewon dengan zona hijau di Sleman," katanya, Selasa (30/3).

Adapun regulasi pendukung yang lain berupa Perbup Nomor 37.1 Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin Dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Sebagai Upaya Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019. Pelanggaran terhadap peraturan ini dapat dikenakan sanksi.

"Masyarakat kami minta disiplin menerapkan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di Sleman terutama dengan Cita Mas Jajar atau 3 M itu," katanya.

Baca juga: Jelang Paskah, Polda Jateng Siapkan Pasukan Khusus Anti-Teror

Penambahan Zona Merah

Menurutnya, penambahan kasus baru terjadi tidak lepas dari tracing massif yang dilalukan Dinkes Sleman. Sejak 1 Maret lalu, Dinkes memiliki tenaga contact tracer tambahan di mana setiap puskesmas rata-rata memiliki lima tenaga contact tracer untuk membantu Puskesmas melakukan tracing sesuai ketentuan baru dari Kemenkes.

Data teranyar menyebutkan, kasus baru Covid-19 di Sleman per Selasa (30/3) bertambah 122 kasus, kasus sembuh 93 kasus dan 1 kasus meninggal dunia. Tambahan kasus baru ini menambah jumlah total kasus terkonfirmasi positif sebanyak 11.945 kasus, sembuh 10.586 kasus dan meninggal sebanyak 326 kasus.

Di tingkat nasional, angka penularan harian Covid-19 di Sleman termasuk Rt (median) mencapai 1.28 jauh di atas angka rata-rata nasional 0.88. Kasus aktif mencapai 9.12, dengan tingkat kematian 2.67 dengan tingkat kesembuahan pasien covid di Sleman 88.20.

Menurut Joko, penambahan zona merah terjadi lebih disebabkan karena masyarakat mulai longgar menerapkan protokol kesehatan. Dia menepis dugaan adanya warga yang sudah divaksin Covid-19, terpapar virus Corona itu.

"Kasus baru tidak terkait dengan vaksinasi. Tapi kalau terkait kendor lagi protokol kesehatannya bisa jadi iya. Sebab tidak ada laporan yang positif terpapar setelah divaksin pertama," kata Joko.

Baca juga: Boneka Kuntilanak Buatan Bantul Diminati Pasar Thailand

Klaster Takziah

Sekadar diketahui, lonjakan kasus Covid-19 ditemukan setelah ada dua klaster takziah di dua padukuhan di Sleman. Selain klaster takziah di Dusun Blekik, Sardonoharjo, Kapanewon Ngaglik, klaster lelayu lainnya terjadi di Dusun Plalangan, Kalurahan Pandowoharjo, Kapanewon Sleman.

Kepala Puskesmas Sleman Elyza Sinaga membenarkan adanya klaster lelayu di Plalangan. Ia mencatat jumlah kasus positif dari klaster ini sebanyak 32 kasus. Menurutnya, munculnya klaster ini diduga karena terjadi kerumunan warga saat melakukan takziah.

"Seharusnya jenazah dikubur jam 10.00 WIB tetapi keluarga baru memakamkan jam 13.00 WIB saat itu. Jadi ada kerumunan orang selama rentan waktu tersebut," kata Elyza, Senin (29/3).

Berdasarkan hasil evaluasi dan koordinasi antar Satgas, kata Elyza, Satgas padukuhan dan kalurahan sudah menjalankan prosedur penanganan Covid-19. Hanya saja, karena warga yang datang cukup banyak banyak yang mengabaikan protokol kesehatan. "Dari kasus ini bagaimana pentingnya menjaga jarak. Perhatikan protokol kesehatan agar kasus serupa tidak terjadi lagi," kata Elyza.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya