Solopos.com, SRAGEN — Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) corona di Sragen bertambah dari dua orang menjadi tiga orang dengan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) juga naik dari 16 orang menjadi 30 orang per Selasa (24/3/2020) pukul 16.00 WIB. Sementara jumlah pelaku perjalanan (PP) pun meningkat sampai 500-an orang.
Penjelasan itu disampaikan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat ditemui wartawan di Sekretariat Daerah (Setda) Sragen, Selassa (24/3/2020) malam.
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Simulasi: Jika Lockdown, Wabah Corona di Indonesia Hilang 10 Juni 2020
Bupati juga merencanakan pemanfaatan Gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) Sragen menjadi rumah sakit (RS) darurat sebagai persiapan jika Sragen terjadi outbreak.
“Status Sragen masih Darurat dan Waspaada. Hingga pukul 16.00 WIB, ada tiga PDP, 30 ODP, dan 500-an PP. Ya, sebelumnya ada dua PDP dirawat di ruang isolasi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen dann ada tambahan satu PDP dirawat di ruang isolaasi RSUD dr. Soeratno Gemolong. Riwayat PDP ini ada yang dari daerah atau bersekolah dari daerah yang terjangkit virus corona. PDP ini masih muda-muda, ada yang berumur 19 tahun dann 22 tahun,” ujar Yuni, sapaan Bupati.
3 Pasien Corona Meninggal di Solo Klaster Seminar Bogor, Ini Rinciannya
Dia menjelaskan dua spesimen yang diambil pada dua PDP sebelumnya dan sudah dikirim ke Joga sampai sekarang belum diketahui hasilnya. Untuk kebutuhan virus transport media (VTM), kata dia, sudah ada bantuan, yakni sebanyak 12 VTM. “Setiap ada ODP, kami akan mendapat kiriman VTM,” katanya.
Tanggap Corona Sragen
Yuni mengatakan jumlah PP meningkat karena banyak perantau pulang kampung. Dia menerima laporan banyak mobil berpelat B, A, k, dan AB yang ke Sragen.
Banyaknya perantauan yang pulang kampung menjadi problem bagi Pemkab Sragen. Yuni harus bekerja keras untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya social distancing.
Pasien Corona Meninggal Ke-3 RSUD Moewardi Warga Mojosongo Solo
Yuni mengatakan setiap RS swasta sudah menyiapkan ruang isolasi tetapi tidak standar seperti yang ada di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Di RSUD Sragen, sebut dia, juga ada penambahan 10 bed untuk ruang isolasi sehingga ada 12 ruang isolasi di RSUD Sragen.
“Sekarang kami juga menyiapkan RS darurat di Gedung SMS. Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman sedang menyiapkan sarana dan prasarananya. Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) juga menghitung anggarannya. Kami akan menyiapkan 264 bed di RS darurat itu. Pengadaanya gotong-royong, misalnya penyediaan bed dari TNI dan BPBD Ssragen,” jelasnya.
Yuni mengungkapkan untuk kebutuhan alat pelindung diri dan pencegahan, mulai masker, disinfektan, termometer, dan hand sanitizer, dan seterusnya sampai Juni sudah dibelanjakan mulai sekarang. Yuni menghitung sudah menghabiskan anggaran sampai Rp2,6 miliar.
Viral Kisah Ginanjar, Driver Ojol Sepi Order Imbas Corona
Dia mengapresiasi para medis yang bekerja keras di garda depan. Ia juga mengapresiasi upaya kecamatan dan stakeholders terkait yang bergerak bersama untuk pencegahan persebaran virus corona.
“Saya juga sudah mengeluarkan surat edaran untuk meniadakan hajatan yang mengumpulkan banyak orang, seperti pernikahan, ulang tahun, dan sejenisnya,” katanya.