SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SAO PAULO – Brasil pernah merasakan pengalaman kurang mengenakkan melawan Peru pada Copa America 2016. Saat itu, tim berjuluk Selecao meraih rekor sekali menang dan sekali imbang sebelum berjumpa Peru pada laga penutup grup.

Kemudian, Brasil kalah 0-1 yang memaksa mereka tersingkir dari turnamen paling prestisius di Amerika Selatan ini. Pelatih mereka ketika itu, Dunga, akhirnya dipecat dari kursi juru taktik Selecao. Brasil pun harus waspada untuk menghindari deja vu ketika kembali harus berjumpa Peru pada laga penutup Grup A Copa America 2019 di Arena Corinthians, Sao Paulo, Minggu (23/6/2019) pukul 02.00 WIB.

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

Seperti tiga tahun lalu, Selecao hanya mengantongi bekal sekali menang (3-0 melawan Bolivia) dan sekali imbang (0-0 melawan Venezuela) sebelum bertemu dengan Los Incas, julukan Peru pada laga terakhir Grup A. Dengan modal empat poin dari dua laga membuat posisi Brasil belum aman meski mereka menempati klasemen sementara.

Brasil mengoleksi poin yang sama dengan Peru. Philippe Coutinho dkk. hanya unggul dalam selisih gol. Sedangkan dua peringkat terakhir Grup A, masing-masing ditempati Venezuela yang mengoleksi 2 poin dan Bolivia yang belum pecah telur.

Hanya, Brasil masih bisa mengambil keuntungan dari perubahan format turnamen karena penambahan jumlah peserta pada Copa America tahun ini. Jika pada Copa America 2016 hanya tim juara grup dan runner-up grup yang lolos ke fase knock-out, kali ini dua dari tiga tim peringkat ketiga terbaik dari seluruh grup bakal ikut melenggang ke fase gugur.

Artinya, Brasil bisa saja tetap melenggang ke fase knock-out meski hanya bermain imbang kontra Peru di Arena Corinthians. Sementara jika ingin melenggang sebagai juara grup, Roberto Firmino cs. perlu menundukkan Los Incas.

Masalahnya, hasil apa pun tidak akan menggaransi posisi Tite di kursi pelatih Brasil. Suksesor Dunga itu dirumorkan dalam tekanan di kursi panas entrenador Selecao. Suporter Brasil mencemooh Dani Alves cs. ketika melawan Bolivia dan Venezuela. Racikan Tite dinilai kurang memuaskan.

Bahkan, keputusanya melakukan tiga pergantian pemain di babak kedua saat ditahan imbang tanpa gol Venezuela sempat mendapat cibiran dan kritikan. Saat itu, Tite mengganti Casemiro dengan Fernandinho, Richarlison dengan Gabriel Jesus, dan David Neres dengan Everton. Perubahan skema tidak membuat Brasil semakin garang padahal mereka membutuhkan gol.

“Anda harus punya struktur kuat dan tidak hanya mengganti beberapa hal berdasarkan tekanan, tapi karena kebutuhan meraih hasil,” ujar Tite berdalih atas keputusannya, seperti dilansir tnp.sg, Jumat (21/6/2019).

Namun, strategi Tite mempan di barisan pertahanan. Selecao merupakan satu dari empat tim di Copa America 2019 yang mampu menjaga gawang mereka masih perawan. Alisson Becker dkk. tak pernah kebobolan.

Pertahanan tangguh Brasil itu akan mendapat ujian Peru yang memiliki materi lini depan cukup mewah, antara lain Paolo Guerrero dan Jefferson Farfan. Dua penyerang ini ikut mencatatkan nama di papan skor tatkala Peru menumbangkan Bolivia 3-1 pada laga kedua Grup A. Kemenangan atas Bolivia itu menjadi penebusan Guerrero dkk. setelah hanya bermain imbang tanpa gol melawan 10 pemain Venezuela pada laga pembuka. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya