SOLOPOS.COM - Aliran air Saluran Colo Barat yang menjadi andalan petani di wilayah Karangdowo dan Cawas, Kamis (14/9/2017). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI — Petani di wilayah utara dan barat Wonogiri waswas dengan rencana penutupan saluran irigasi Colo Barat mulai Selasa (1/10/2019).

Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, penutupan saluran Colo Barat yang dilakukan rutin setiap Oktober selama sebulan itu membuat mayoritas tanaman padi di Selogiri, Wonogiri, gagal panen.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Senin (30/9/2019), saluran irigasi Colo Barat akan ditutup mulai Selasa. Hal itu berbeda dengan Colo Timur yang ditutup sejak Minggu (15/9/2019) lalu.

Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pengguna Air (GP3A) Colo Barat, Rusdiyanto, kepada Solopos.com, Senin, menyampaikan berdasar hasil rapat Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA), Colo Barat ditutup besok pagi.

Sebelumnya, petani sudah meminta agar selama Colo Barat ditutup ada tambahan debit. Namun, Perum Jasa Tirta (PJT) menjelaskan air di Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri saat ini minim. Alhasil, debit air yang bisa didistribusikan hanya 3 m3/detik.

Saat rapat belum dibahas penutupan Colo Barat berdurasi berapa lama. Menurut Rusdiyanto, jika penutupan berlangsung lama, sementara hujan belum turun, tanaman padi seluas 150-175 hektare (ha) atau 60 %-70 % dari total 250 ha diyakini gagal panen.

Hal itu karena petani tak mendapat pasokan air yang dibutuhkan sementara usia tanaman masih muda. “Biasanya kalau enggak tertolong hujan, sudah pasti gagal panen mencapai 60 persen-70 persen,” kata Rusdiyanto.

Dia melanjutkan pengairan dari Colo Barat mengalir ke empat desa di Selogiri, yakni Sendang Ijo, Nambangan, Pule, dan Jaten.

Koordinator Penyuluh Pertanian Selogiri, Sugito, meyakini petani sudah memiliki cara mendapatkan air jika Colo Barat ditutup. Biasanya petani mengambil air dari sumur pantek menggunakan pompa air.

Ada juga petani yang menyedot air menggunakan mersible, seperti petani di Nambangan. “Rata-rata usia tanaman di sawah yang dapat air dari Colo Barat sekarang ini kurang dari dua bulan. Pas Colo Barat ditutup nanti mau enggak mau petani harus cari air dari sumber lain, agar tanaman tetap hidup,” kata Sugito.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya