SOLOPOS.COM - Perajin sedang menyiapkan coklat edisi Valentine untuk dikirim ke kawasan Solo raya, Semarang dan Jawa timur di Frorent Chocolate, Jl Sibela, Mojosongo, Solo, Kamis (7/2/2013). Cokelat edisi valentine tersebut dijual dengan harga Rp 3.000 hingga Rp 50.000. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Perajin sedang menyiapkan coklat edisi Valentine untuk dikirim ke kawasan Solo raya, Semarang dan Jawa timur di Florent Chocolate, Jl Sibela, Mojosongo, Solo, Kamis (7/2/2013). Cokelat edisi valentine tersebut dijual dengan harga Rp 3.000 hingga Rp 50.000. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Aneka macam cokelat yang dikemas dengan plastik, mika dan stoples disusun di meja ruang tamu milik Yusak Yany Tendean, 46. Ratusan cokelat itu tampak cantik dengan dominasi warna lembut seperti merah muda dan biru pastel. Ada yang berbentuk lollipop, praline dan bentuk hati besar. Cokelat buatan tangan berbagai ukuran itu siap diangkut dan didistribusikan ke 1.000 outlet langganan di Soloraya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Melongok ke bagian dapur, dua orang karyawan terlihat sibuk mencetak cokelat-cokelat yang telah dilelehkan. Yany mengatakan proses pengolahan cokelat itu dimulai dari bagian paling luar. Setelah bagian luar selesai, baru dilanjutkan dengan bagian lain yang lebih besar.

“Kalau bentuk cokelatnya boneka, bagian pertama yang dikerjakan adalah matanya, baru dilanjutkan pakaian dan paling terakhir adalah bagian badannya,” tuturnya saat ditemui di kediamannya, Kamis (7/2/2013).

Yany, adalah pemilik usaha Floren Chocolate yang berada di Jl Sibela Timur I No 4 Mojosongo. Produsen cokelat ini telah kebanjiran order sejak awal Januari. Ia melayani pemesanan cokelat untuk pedagang partai besar maupun pedagang eceran. “Kami membuat cokelat seri yang lebih besar pada saat Valentine. Beberapa model desain ada yang kami pertahankan sejak dulu, ada pula yang mengikuti tren masa kini,” ujarnya.

Menurut Yusak, alasan ia mempertahankan desain lama itu adalah dari permintaan pembeli. Yusak yang berlatar belakang sebagai cake decorator itu melayani dua jenis pembeli. Sebagian pembeli memilih makanan manis ini sebagai tanda ungkapan cinta. Selain itu, ia juga mengakomodasi pelanggan yang ingin bernostalgia dengan cokelat buatannya. Maklum, Yusak sudah bergelut di usaha pengolahan cokelat sejak 1998.

“Beberapa yang kami pertahankan adalah cokelat berhias angsa serta tulisan happy valentine. Beberapa pelanggan lama tak jarang meminta model lama itu,” papar dia. Harga cokelat buatan Yusak ini dibanderol Rp2.500-Rp25.000/kemasan. Ada pula cokelat besar yang biasa dipesan pembeli. Cokelat yang dibuat berdasar pesanan itu dipatok Rp50.000-Rp250.000/kemasan.

Momentum Valentine pada Februari ini merupakan masa panen bagi Floren Chocolate. Setiap hari, Yany bisa mengolah 30kg-40kg cokelat blok. Jumlah itu naik 50%-100% jika dibandingkan dengan hari biasa. Karena harga bahan baku seperti plastik dan cokelat blok naik, Yany pun harus menaikkan harga jual cokelat buatannya. Tahun ini, harga cokelat itu naik 10%-20% per biji.

Cokelat buatan Yusak ini biasa dipesan oleh toko, supermarket, pengecer maupun instansi seperti bank. Ia juga membidik semua segmen bagi barang dagangannya itu. Ia dibantu oleh karyawan tetap, paruh waktu maupun siswa yang sedang praktik kerja lapangan (PKL) untuk menyelesaikan pesanan itu. Ia akan melayani pemesanan itu hingga 14 Februari mendatang. Untuk mempertahankan usaha ini, Yusak harus menjaga kesabaran, ketelatenan dan kreativitas dalam membuat cokelat. Pasalnya, hal paling sulit dalam mengolah cokelat adalah mencetak cokelat dalam bentuk tulisan dan detail ornamen-ornamen kecil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya