SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLOPOS.COM, Wonogiri–Bisnis konfeksi yang ditekuni Jumariyanto, pemilik PT Regar Sport Industri Indonesia (PT RSII), bukanlah bisnis konfeksi biasa. Regar Sport merupakan startup berbasis produksi yang baru lahir di Kota Sukses, Wonogiri.

Lazimnya, pabrik konfeksi hanya melayani pesanan massal untuk satu jenis desain tertentu. Hal itu tak berlaku bagi Regar Sport. Di Regar Sport, satu stel jersey lengkap dengan custom design sesuai selera pemesan tetap dilayani. Keunikan inilah yang menjadi kekuatan Regar Sport menjawab tantangan konsumen yang membutuhkan sandang serba eksklusif.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Regar Sport juga didukung metode pemasaran yang lagi-lagi tak lazim dalam dunia marketing. Konsep pemasaran digital yang dikembangkan selama lima tahun terakhir membuahkan hasil berupa fondasi raksasa yakni 250 agen dan ribuan reseller. Regar Sport kini membukukan omzet Rp4,7 miliar per bulan dan diproyeksikan mencapai Rp16 miliar per bulan tahun ini.

“Regar Sport ditopang oleh kehebatan jejaring yakni reseller. Ke depan, agen yang ada berkembang menjadi semacam kantor cabang yang membawahi reseller. Ada aturan-aturan yang harus dipatuhi agen agar reseller berkembang optimal,” kata Jumariyanto saat berbincang dengan di rumahnya, Pokoh, Wonoboyo, Wonogiri, akhir pekan lalu.

Coffee Morning

Kehebatan jaringan agen dan reseller itu tidak serta merta meninabobokkan manajemen. Ada peran yang harus ditangani manajemen, yakni memastikan sistem berjalan sesuai pola yang ditetapkan. Jumariyanto meyakini setiap bisnis berjalan mengikuti pola yang ada.

“Lalu apa tugas manajemen? Mengambil alih tanggung jawab agen dan reseller. Belum lini lain seperti produksi, keuangan, CS [customer service], IT, dan lainnya. Semua permasalahan mereka di-sounding-kan dengan owner lewat wadah coffee morning,” ujar dia.

Coffee Morning owner Regar Sport ini memang sengaja mengambil tagline “Pastikan Masalahmu Untukku.” Menurut Jumariyanto, dirinya memang sengaja kulak masalah dari agen dan reseller.

Di atas kertas, coffee morning biasa dibuka setiap pagi pukul 07.00 WIB–09.00 WIB. Melalui Whatsapp, dia berkomunikasi dengan para agen, reseller, dan lainnya. Ada ratusan pesan diterima yang sudah barang tentu tidak mungkin diselesaikan dalam 120 menit. Selebihnya, pasti dijawab di sela-sela kesibukannya hingga malam hari.

“Ada banyak pertanyaan dan semua saya jawab satu per satu. Enggak salin-tempel. Indikatornya, semakin banyak typo, semakin asli itu balasan dari saya langsung,” urai dia seraya berkelakar.

Tak jarang pula ada agen dan reseller yang meminta bertatap muka langsung dengan dirinya. Mereka berasal dari luar kota. “Ada pula yang sekadar tanya kabar, tak sedikit bertanya soal masalah pemasaran atau meminta motivasi dan saran. Semuanya saya jawab. Kami pandu sampai bisa. Awalnya memang untuk semua orang, tapi kini khusus untuk Regar Sport saja,” terang dia.

Di sela-sela coffee morning itu Jumariyanto memantau rapor pemasaran melalui tiga layar monitor di dinding. Aplikasinya dibikin sendiri oleh komunitas IT Regar Sport. Data yang tersaji detail hingga nama reseller dan transaksinya. Dari situ, Jumariyanto membaca tren, dinamika reseller, agen, termasuk membaca pola. Melekatnya IT dalam setiap lini, makin memantabkan Regar Sport sebagai startup, bukan perusahaan konfeksi konvensional.

“Dari coffee morning ini mulai terlihat hasilnya. Kalau dilihat dari akumulasi transaksi agen, peringkat nomor satu relatif itu-itu saja. Tapi, kalau dilihat dari nama reseller, ada nama-nama yang baru bergabung satu-dua bulan bisa mencatatkan 100 lebih transaksi per bulan,” ungkap pemilik akun  Instagram @regar_sport_owner ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya