SOLOPOS.COM - Kondisi arus lalu lintas terlihat ramai dan terkesan semrawut di Jl Slamet Riyadi, Solo, Selasa (29/12/2020). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO – Jalan Slamet Riyadi, Solo, menjadi jalan protokol yang biasa menjadi pusat kegiatan termasuk untuk malam pergantian tahun. Rupanya, tingkat emisi gas buang eksisting, utamanya CO2, di jalan tersebut pernah mencapai 140.934.571 ton/tahun.

Lebih lengkapnya, data analisis perhitungan emisi gas buang kendaraan bermotor di sana didapat dari emisi gas buang eksisting yang menghasilkan gas. Kategori gas itu adalah CO, HC, NOx, PM10, CO2, dan SO2 berturut-turut sebesar 813,598 ton/tahun, 241,684 ton/tahun, 29,799 ton/tahun, 9,135 ton/tahun, 140.934,571, ton/tahun, 4,509 ton/tahun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: 2022, Dua Skuter Listrik Yamaha Bakal Mengaspal di Indonesia

Perhitungan itu didapat dari penelitian yang mengambil sampel data dari lima ruas Jalan Slamet Riyadi, yakni Jalan Bhayangkara, Jalan Honggowongso, Jalan Gatot Subroto dan Jalan Banjarsari-Juron. Penelitian tersebut dilakukan oleh dua tenaga pengajar dan seorang mahasiswa dari jurusan Teknik Sipil, UNS Solo pada 2016 lalu.

Mereka adalah Lydia Noviriana, Muh Hasbi dan Dewi Handayani. Hasil penelitian itu telah terpublikasi pada 2017. Penelitian tersebut bertujuan mengukur potensi reduksi emisi gas buang melalui kebijakan 3 in 1.

Baca Juga: Menperin Usul Mobil di Bawah Rp250 Juta Tidak Termasuk Mewah

Berdasarkan rekomendasi dan kesimpulan tim penelitian itu potensi reduksi emisi gas buang bisa dilakukan. Yakni dengan penerapan sistem 3 in 1. Menurut perhitungan mereka potensi reduksinya adalah gas CO sebesar 31%, 11% gas HC, 50%, gas NOx, 5% untuk gas PM10, 16% gas CO2, dan 62% gas SO2.

Mengutip inventarisasi gas rumah kaca (GRK) Dinas Lingkungan Hidup Kota Solo pada 2017, tertulis peningkatan emisi berkisar 50-80% dari tahun dasar. Dari potensi peningkatan itu, Kota Solo tercatat disebut memiliki emisi GRK 595.000 Ton CO2e pada tahun dasar.

Kota Solo diberi target penurunan emisi kota 20% pada 2020 atau sekitar 184.000 Ton CO2e. Jika target itu tercapat, maka emisi GRK di Kota Solo pada 2020 adalah 918.000 TOn CO2e.

Baca Juga: Resmikan Layanan Pelumas Pertamina Fastron, Ini Target Montecarlo Group

Data DLH Kota Solo itu melingkupi kontribusi emisi transportasi, permukiman dan industri. Telah diricini jenis sumber energi penyumbang emisi tersebut, mulai listrik, solar, biosolar, bensin, hingga avtur.

Hingga 2020, tercatat terdapat 26.891 unit kendaraan bermotor teregister di Unit Pendapatan Daerah Kota Solo. Data yang diambil oleh Badan Pusat Statistik itu menggambarkan kendaraan pribadi mendominasi yakni sejumlah 26.556 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya