SOLOPOS.COM - Para petugas dari Balai PSDA Bengawan Solo Dinas PSDA Jawa Tengah mengecek kondisi fisik paket IV proyek city walk di depan Perumahan Puri Lestari, Sidorejo, Bendosari, Sukoharjo, Selasa (16/2/2016). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

City Walk Sukoharjo, Balai PSDA Bengawan Solo mengecek kondisi city walk di Jl. Jenderal Sudirman yang dituding sebagai penyebab banjir.

Solopos.com, SUKOHARJO–Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jawa Tengah melalui Balai PSDA Bengawan Solo turun tangan mengatasi masalah banjir beberapa pekan terakhir yang diduga disebabkan konstruksi paket IV proyek city walk di Sidorejo, Bendosari, Sukoharjo. Petugas mengumpulkan data di lokasi proyek, Selasa (16/2/2016), sebagai dasar untuk mengidentifikasi sumber permasalahan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengecekan dilakukan oleh Kepala Balai PSDA Bengawan Solo Dinas PSDA Jateng, Rahman Wahyu Adi, didampingi sejumlah petugas dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS). Tim didampingi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek city walk, Sarwidi, dan Kabid SDA DPU Sukoharjo, Lanjar Budi Wahono.

Pantauan Solopos.com di lokasi proyek depan Perumahan Puri Lestari, Sidorejo, Rahman bersama anggota staf mengecek detail bangunan, seperti mengukur panjang dan lebar konstruksi, jarak antara konstruksi dengan dasar saluran, tinggi muka air, dan sebagainya. Petugas juga mengukur beberapa detail saluran yang belum ditutup konstruksi beton di sisi utara lokasi proyek. Pengukuran menggunakan tiga jenis alat pengukur yang berbentuk seperti galah.

Rahman saat ditemui wartawan menyampaikan pengecekan dilakukan atas perintah otoritas Dinas PSDA Jateng. Pada kesempatan itu tim menghimpun berbagai data yang berkenaan dengan hasil proyek. Data tersebut sebagai dasar untuk mengidentifikasi masalah utama yang menyebabkan banjir. Namun, tim belum dapat menganalisis data tersebut pada hari itu sehingga belum diketahui secara pasti sumber masalahnya.

“Kami bersama BBWSBS dan DPU akan menggelar rapat koordinasi, Jumat mendatang. Data yang diperoleh dari lokasi ini akan menjadi bahan rapat nanti,” kata Rahman.

Saat ditanya tindakan apa yang akan diambil apabila diketahui penyebab banjir adalah konstruksi proyek, Rahman enggan menanggapi karena tidak mau berspekulasi. Menurut dia Dinas PSDA Jateng tidak ingin mencari pihak yang salah. Namun, hal yang lebih penting mencari solusi terbaik agar masalah banjir bisa diatasi dan irigasi tetap bisa berjalan baik.

Utusan dari BBWSBS, Samsi, mengatakan tidak salah apabila warga terdampak menuding paket IV proyek city walk senilai Rp7,5 miliar sebagai penyebab banjir. Sebab, mereka mendasarkan pada logika awam banjir terjadi sejak ada proyek tersebut. Namun, hal itu bukan berarti benar.

“Pas banjir lalu, pintu tor VII di Mulur [pintu air di hulu saluran irigasi sekunder] langsung ditutup. Tapi banjir tetap terjadi. Bisa jadi hal itu akibat curah hujan yang tinggi di hilir. Kondisi yang sama juga terjadi di daerah lain. Tidak perlu saling menyalahkan, yang lebih penting memecahkan masalah,” kata dia.

PPK proyek city walk, Sarwidi, optimistis masalah banjir bisa diselesaikan. Hingga hari itu dia belum mengetahui jadi tidaknya realisasi paket II dan III yang direncanakan tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya