SOLOPOS.COM - Pengusaha Teh Gambyong Kemuning asal Badan RT 004/RW 005 Kemuning, Ngargoyoso, Karanganyar, Eko Wuryanto, 41, menunjukkan produknya dalam satu acara, beberapa waktu lalu. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Meski baru dirintis sekitar tujuh tahun, teh merek Gambyong buatan pengusaha asal Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, ini tak bisa dianggap enteng.

Dengan cita rasanya yang unik, pemasaran teh Gambyong buatan pengusaha bernama Eko Wuryanto, 41, ini sudah menembus berbagai pulau di Indonesia. Sejak pertengahan 2014, Eko merintis usaha teh kering kemasan dengan brand (merek) Teh Gambyong.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Produk teh dengan berbagai cita rasa milik Eko sudah dipasarkan di berbagai wilayah Jawa dan Bali. Tujuh tahun berjalan, usaha ini telah melalui pasang surut. Tapi tekad Eko telah bulat untuk mengenalkan teh khas Kemuning itu ke Tanah Air.

“Untuk penjualan dari awal hingga sekarang mengalami peningkatan yang cukup baik. Sebab teh Gambyong berbeda dengan teh biasa di pasaran. Ada keunikan-keunikan sendiri dari aroma dan cita rasa,” ujarnya kepada Solopos.com, Selasa (20/7/2021).

Baca Juga: Berontak, Sapi Kurban Lepas Nyemplung Got di Jalan Solo-Tawangmangu Karanganyar

Keunikan Teh Gambyong Kemuning, Karanganyar, misalnya adanya aroma kopi pada setiap seduhannya. Padahal Eko tidak menambahkan sedikit pun kopi ke teh yang ia buat. Menurutnya, aroma kopi bisa muncul karena pengolahan atau pembuatannya yang khas.

teh gambyong kemuning karanganyar
Teh Gambyong yang diproduksi pengusaha asal Kemuning, Ngargoyoso, Karanganyar, Eko Wuryanto. (Istimewa)

Namun Eko tak memerinci proses pengolahan teh yang bisa memunculkan aroma kopi. “Orang-orang biasa menyebut teh kopi. Walau kami tidak menambahkan sedikit pun kopi, tapi karena proses pengolahan yang menghasilkan aroma itu,” katanya.

Pilihan Cita Rasa

Keunggulan lain Teh Gambyong Kemuning, Karanganyar, menurut Eko, yakni adanya berbagai pilihan cita rasa, seperti teh melati, teh jahe, teh serai, teh hijau, teh hitam, serta teh mint. Ada juga produk kualitas premium Gambyong yaitu teh putih dan teh oolong.

“Kata konsumen, teh oolong kami cita rasanya lebih keluar, lebih mantap dibandingkan teh sejenis yang beredar di pasaran,” urainya.

Baca Juga: Detik-Detik Evakuasi Sapi Kurban 700 Kg yang Nyemplung Sumur di Colomadu

Eko bersyukur bisa mendapatkan daun teh terbaik dari wilayah perkebunan Kemuning di area lereng Gunung Lawu. Untuk pemasaran Teh Gambyong, Kemuning, Karanganyar, menurut Eko, memang lebih banyak Jawa-Bali. Tapi beberapa waktu terakhir produknya mulai masuk ke Sumatra, Kalimantan, dan Papua.

Ia dibantu banyak reseller dalam memasarkan produk andalannya itu. “Sebenarnya hampir di semua wilayah Jawa dan Bali ada. Tapi memang hanya beberapa tempat. Kami belum jual ke khalayak ramai, tapi produk kami sudah diterima pencinta teh dari Jawa, Bali, juga dari Sumatra, Kalimantan, bahkan Papua,” tuturnya.

Terinspirasi Tari Gambyong

Menurut Eko, Teh Gambyong juga sudah bisa dibeli di marketplace dan toko online Tanah Air, seperti Shopee dan Tokopedia. Teh karya Eko diminati masyarakat dari berbagai kalangan dan latar belakang.

Baca Juga: Alhamdulillah, 700-an PKL Terima Kompensasi Rp300.000 dari Pemkab Karanganyar

Sebab teh Gambyong memang tersedia dalam berbagai pilihan aroma dan cita rasa. Ihwal nama “Gambyong”, Eko mengaku terinspirasi tari tradisional itu. Tari Gambyong biasa dipentaskan dalam setiap acara sebagai pembuka atau penyambutan tamu.

Eko berkeinginan Teh Gambyong, Kemuning, Karanganyar, juga bisa seperti Tari Gambyong. “Secara filosofi saya terinspirasi dari Tari Gambyong. Saya ingin Teh Gambyong bisa berkembang dan disukai para pencinta teh, sehingga menjadi minuman penyambutan,” jelasnya.

Untuk menambah ilmu di bidang pemasaran, belum lama ini Eko mengikuti event UMKM Virtual Expo 2021 yang digelar Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan Solopos Media Group (SMG). Ia ingin belajar mulai dari proses usaha hingga bagaimana untuk memasarkan produk agar lebih dikenal khalayak ramai. “Banyak hal yang harus dipelajari, banyak potensi yang bisa didapatkan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya