SOLOPOS.COM - Anak-anak Code/JIBI/Harian Jogja/Desy Suryanto

Anak-anak Code/JIBI/Harian Jogja/Desy Suryanto

Siang itu matahari cukup menyengat mengenai kulit, namun tak menyurutkan belasan anak-anak bantaran Kali Code untuk menerbangkan balon-balon impian. Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Andreas Tri Pamungkas.

Promosi Pramudya Kusumawardana Bukti Kejamnya Netizen Indonesia

Dengan riang tawa, anak-anak yang biasa tinggal di pinggir Kali Code berjalan menyusuri bantaran sungai menuju bawah Jembatan Amarta atau kerap disebut dengan Kleringan.

Tak kalah dengan kebisingan hiruk pikuk lalu lalang kendaraan di atas Jembatan Kleringan, belasan anak- anak itu saling bersendau gurau. Dengan penuh semangat, mereka membawa balon-balon impian. Sebelumnya, cita-cita mereka telah digoreskan dalam secarik kertas yang  ditempelkan pada setiap tali yang mengikat balon-balon itu.

“Kalau sudah besar aku ingin jadi dokter,” ujar Annisa dengan polosnya, Selasa (1/1).

Bocah berusia delapan tahun itu bangga dapat menuliskan cita- citanya pada secarik kertas. Menjadi dokter adalah impiannya. Tak ada penjelasan panjang mengapa Anis bercita-cita menjadi dokter. Sederhana. Dia ingin dapat saling menolong sesama. Berapa biaya untuk dapat meneruskan cita-citanya tersebut tentu tak dipikirkannya.

Dengan dikomandani Komunitas Kali Code, balon- balon itu tak lama kemudian diterbangkan. Komunitas ini beranggotakan 17 kelurahan yang berada di sepanjang bantaran Kali Code. Begitu balon terbang, mereka tetap terjaga sampai balon- balon itu hilang di angkasa, tak terlihat lagi oleh mata.

Divisi Network Komunitas Kali Code, Hernindya Wisnuadji, mengatakan acara ini merupakan bagian dari perhelatan Kali Code Festival. Sejumlah rangkaian acara akan digelar selama festival, di antaranya festival sekolah kampung dan festival remaja Code.

Dengan berbagai rangkaian festival tersebut, Aji, panggilan akrabnya, mempunyai tujuan agar anak- anak bantaran Kali Code dapat mempertahankan jati dirinya. Menjadi orang yang berhasil adalah keharusan, namun nilai-nilai budaya yang telah mengakar perlu dijaga.
“Di Kali Code Fest, kami dan mereka akan belajar bareng tentang Code dan lingkungan sekitarnya,” ujar Aji.

Misalnya, melalui sekolah kampung, anak-anak akan belajar tentang kelestarian sungai dan tentang relasi sosial di pemukiman bantaran. “Dan ada banyak hal lain yang mereka bisa pelajari di sekolah kampung,” tandasnya.

Sekolah kampung ini juga tak dapat dilepaskan dari kegiatan sebelumnya berupa kampung bebas korupsi. Adalah kampung Jlagran yang berkomitmen untuk mewujudkan kampung tersebut. Dengan kampung bebas korupsi, segala macam kegiatan akan dipaparkan secara transparan dan diaudit oleh aktivis anti korupsi.

Aji mengatakan, rencananya balon yang diterbangkan berjumlah 8.000. Akan tetapi, balon-balon itu tidak  diterbangkan seluruhnya sekaligus. Ribuan balon-balon itu akan diterbangkan secara periodik mulai siang sekitar pukul 12.00 WIB, hingga petang.
“Menjelang malam, ribuan balon terbang yang menghiasi langit Kota Jogja,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya