SOLOPOS.COM - Adi Utarini menyerahkan cinderamata kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X setelah Sultan memberi makan nyamuk di insektarium, 14 Februari 2017. (Foto istimewa)

Professor Adi Utarini tidak mudah dalam menjalankan penelitian yang dikenal dengan Eliminated Dengue Project Yogyakarta (EDP-Yogya)

 

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

Harianjogja.com, JOGJA– Banyak cara dilakukan orang untuk menyeimbangkan hidupnya. Hal itu pula yang dilakukan Professor Adi Utarini sejak 2013.

Terlibat dalam sebuah penelitian berskala besar dijalani Professor Adi Utarini sejak 2013 lalu. Sebuah penelitian yang dikenal dengan Eliminated Dengue Project Yogyakarta (EDP-Yogya), sebuah proyek besar untuk memberantas peredaran penyakit demam berdarah yang prosesnya dilakukan di Jogja menjadi fokusnya saat ini dan dalam beberapa tahun mendatang.

Prof Uut mengatakan sekitar 20 persen waktunya digunakan untuk mengawal penelitian. Sekalipun hanya dengan waktu sebanyak 20 persen, namun ada fase tertentu dalam penelitian yang membutuhkan intensitas waktu yang lebih banyak.

Pengabdian masyarakat tak dijalani Prof Uut setiap hari. Selain disibukkan dengan kegiatan penelitian, setiap pagi sejak pukul 08.00 WIB ia pergi untuk mendedikasikan waktunya  sebagai tenaga pengajar sekaligus dosen pembimbing tesis bagi mahasiswa S2, dan Disertasi untuk mahasiswa S3. Ia juga aktif menulis di jurnal untuk dipublikasikan sesuai dengan ranah akademisnya.

Di sisi lain, rupanya musik dan akademik menjadi hal yang dibelah dua dalam kehidupan Prof Uut. Ia mengatakan sejak usia tujuh tahun telah mengenal dunia musik dan menjadi anak yang rajin berlatih memainkan musik.

Tentang musik, terutama piano klasik, terus diasahnya melalui les privat musik dalam waktu yang cukup panjang, yakni sejak usia tujuh tahun hingga ia duduk di bangku kuliah semester delapan.

Sebelumnya, saat SMA ia pun juga sempat menjadi guru music electon di Crescendo. Di luar itu, kesukaan Prof Uut dengan musik disambut manis oleh sejumlah kawan SMA di SMA 3 Jogja kala itu.

Di Sekolahnya, musik menjadi satu kegiatan yang cukup kuat dan banyak peminatnya. Sehingga ia pun dan beberapa kawannya bergabung dalam sebuah Grup band bernama Surya Kartika Enterprise atau dikenal dengan SKE.

“Asal nama Surya Kartika terinspirasi dari nama salah satu guru favorit di SMA 3 yang pergi meninggalkan dunia saat event pertama SKE di Kridosono pada tahun 1983,” kata dia, saat dijumpai di ruang kerjanya, Selasa (6/6/2017).

Beberapa kali bandnya memenangkan juara festival musik DIY dan Jateng. Bahkan kejuaraan di tingkat nasional pernah mengangkat reputasi bandnya yang terdiri dari ia dan tiga kawannya tersebut.

Sayangnya, setelah lulus sekolah keempatnya memilih jalan untuk menjadi mahasiswa, berkeluarga dan juga berkarir. Hingga akhirnya saat reuni SMA 3 Jogja pada 2016 lalu menjadi moment untuk kembali manggung setelah 32 tahun lamanya tak bermusik.

Musik-musik band Genesis asal Inggris menjadi inspirasi bagi SKE untuk berkarya. Genesis sendiri merupakan sebuah band yang eksis mulai sekitar tahun 1970-an dulu bergenre Art Rock atau Klasik Rock.

Saat memainkan musik Genesis, personil yang terdiri dari Arimus seorang sutradara film pada gitar, M Zainal Pegawai Kementerian KLH RI pada vocal, Gafar Yudtadi GM jurnalis TV nasional pada drum, Handiro A Senior manajer telco company pada Bass, dan Proff Adi Utarini Guru besar Fakultas Kedokteran UGM pada Keyboard, merasa selalu menemukan tantangan yang berarti.

“Genesis punya jenis musik yang cukup sulit untuk dimainkan, tapi ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami untuk terus berlatih membawakan lagu-lagu Genesis,” kata dia.

Lama tak manggung, 2017 direncanakan menjadi titik kebangkitan SKE band. Masih dalam koridor musik yang sama, yakni untuk terus setia membawakan lagu-lagu Genesis sebagai bagian untuk ikut meramaikan belantika musik di Indonesia.

“Setelah ini rencananya ingin bemain musik lagi setelah 32 tahun vakum. Ingin terus meramaikan musik di Indonesia sekalipun bukan sebagai profesional musisi tapi tetap akan berusaha tampil sebaik mungkin lewat jadwal latihan dan manggung dalam waktu yang lebih sering lagi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya