SOLOPOS.COM - Penggunaan Helium selain balon (Balloonsblow)

Balon yang diterbangkan mengotori lingkungan.

Solopos.com, SOLO – Balon identik dengan mainan anak-anak. Namun, tak sedikit pula yang menggunakan balon untuk memeriahkan pesta dengan melepaskannya ke udara. Tahukah Anda menerbangkan balon ke udara berakibat buruk bagi lingkungan?

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Peringatan bahaya menerbangkan balon ke udara digalakkan oleh sebuah organisasi sosial bernama Balloons Blow. Gerakan sosial itu mengedukasi orang-orang bahwa menerbangkan balon bisa membahayakan lingkungan. Sisa-sisa balon akan mencemari lingkungan, membahayakan hewan, hingga berbahaya bagi manusia.

Menurut Balloons Blow, seperti dikutip Solopos.com, Minggu (2/10/2016), ada kesalahan promosi yang menyebutkan bahan balon ramah lingkungan. Kenyataannya, sebagian besar balon yang diperjualbelikan menggunakan bahan yang tidak ramah lingkungan. Setelah diterbangkan, balon-balon itu akan meletus dan jatuh ke Bumi. Sampahnya tidak akan hancur meskipun dalam waktu empat tahun.

Lebih buruk lagi, sampah balon bisa termakan oleh hewan. Pita atau tali yang jatuh bersama balon sering ditemukan membelit hewan. Dua hal itu menambah daftar buruk hewan-hewan mati sia-sia.

Pembersihan sampah balon fi Floria, Amerika Serikat (Balloonsblow)

Pembersihan sampah balon fi Floria, Amerika Serikat (Balloonsblow)

Ada juga unsur pemborosan helium dalam penggunaan balon terbang. Meski diklaim helium tersedia dalam jumlah yang banyak, jenis gas tersebut termasuk langka. Helium baru bisa didapatkan dari hasil ekstraksi gas secara alami.

Diungkapkan oleh pemenang Nobel dalam penelitian helium, Robert Richardson, Bumi memerlukan 4,7 miliar tahun untuk menciptakan persediaan helium untuk 1.000 tahun.

Penggunaan Helium selain balon (Balloonsblow)

Penggunaan Helium selain balon (Balloonsblow)

Perlu tindakan tegas demi melestarikan helium. Balloons Blow mengungkap, helium sangat dibutuhkan dalam ranah sains dan teknologi, tapi sejauh ini kuantitas produksi masih di bawah kuantitas konsumsi. (Muhammad Rizal Fikri/JIBI/Solopos.com)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya