SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengibaran sang merah putih saat upacara bendera. (JIBI/Solopos/Antara/Aditya Pradana Putra)

Solopos.com, SOLO - Cinta tanah air acap kali menjadi perbincangan di momen perayaan HUT Kemerdekaan RI. Kita bisa belajar hal itu dengan Nabi Ibrahim Alaihissalam (AS).

Nabi Ibrahim adalah nabi keenam dalam Islam yang bergelar khalilullah atau kekasih Allah. Sepanjang hidupnya diisi dengan banyak harapan yang dituangkan dalam berbagai lantunan doa. Salah satunya difirmankan Allah dalam Quran Surat (QS) Ibrahim ayat 35.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

QS Ibrahim ayat 35 tersebut berbunyi; Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.

5 Bulan Ngenes, Pengelola Umbul Brintik Klaten Berharap Bisa Segera Buka

Nabi Ibrahim mengutamakan negeri aman terlebih dahulu sebelum doa selanjutnya yakni menjauhkan anak cucu dari menyembah berhala. Dalam sebuah tafsir dijelaskan bahwa arti surat tersebut menandakan pentingnya menjaga keamanan dan ketentraman negara. Karena dengan begitu, semua orang bisa menjalankan aktivitas dengan tenang. Termasuk dalam beribadah.

“Dengan negara aman dan tenang, kita bisa tenang menjalankan ibadah, menuntut ilmu. Coba kalau sebaliknya,” jelas pengajar di Pondok Pesantren Al Muayyad Solo, Agus Himawan, saat diwawancara, Selasa (11/8/2020).

Memupuk nasionalisme dengan menjaga keamanan negara ini adalah bagian dari cinta tanah air. Mencintai tanah air tempat kita berpijak merupakan ajaran Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana Rasulullah mencintai tanah lahirnya di Mekah dan Madinah.

Tokoh ulama Islam, Syekh Muhammad Ali dalam kitab Dalilul Falihin menuliskan tentang hubbul wathan minal iman. Yang artinya cinta tanah air bagian dari iman. Agus menjelaskan zaman dulu bentuk hubbul wathan minal iman ditunjukan lewat perjuangan melawan penjajah.

Semangat Nasionalisme dan Patriotisme

Sampai ada resolusi jihad berupa penggalangan umat Islam untuk ikut angkat senjata atas kehadiran Belanda. Semangat nasionalisme dan patriotisme yang melibatkan para santri tersebut dimotori pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945.

Agus menegaskan bahwa tanah air yang dimaksud adalah negara tempat kita lahir dan dibesarkan. Kita semua harus berterimakasih dan merawat perjuangan para pahlawan. Nilainya bakal sama dengan berterimakasih kepada Allah SWT. Sebagaimana disampaikan dalam hadist Wa-man lam yasykurinnas lam yasykurillah, yang artinya tidak mensyukuri manusia berarti tidak mensyukuri Allah.

“Makanya kesepakatan yang sudah dijalin oleh para pahlawan harus kita rawat. Kita harus mengikuti ikatan yang sudah ada di lingkungan kita. Ya lingkungan kita adalah Pancasila, UUD 1945 sebagai dasar falsafah kenegaraan,” terangnya.

Update Ricuh Mertodranan Solo, 47 Saksi Diperiksa, Tersangka Bisa Tambah

Sementara, bentuk rasa cinta yang bisa kita lakukan di HUT Ke-75 Republik Indonesia ini adalah menjaga Bumi Indonesia tetap aman dan damai. Mengisi dengan hal-hal positif demi mendongkrak pembangunan bangsa, saling menyayangi antar sesama, mencintai keberagaman, serta menjaga perdamaian.

Dalam Islam ada tiga ukhuwah yang harus dijalin. Yang pertama adalah ukhuwah basyariyah yakni persaudaraan sesama manusia, wathaniyah yakni persaudaraan sesama bangsa, dan terakhir islamiyah yakni persaudaraan sesama muslim. “Dalam surat Annisa [QS Annisa], damai adalah baik,” terang Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya