SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Penampilan mengejutkan Timnas Cile sepanjang kualifikasi Zona Amerika Selatan, memperlihatkan terjadinya perubahan besar di tim ini. Cile finis di urutan kedua, hanya terpaut satu angka di belakang sang juara grup, Brazil dan unggul lima poin dari Argentina.

Permainan atraktif didukung dengan agresivitas lini serang mereka, Cile menorehkan catatan gol impresif, 32 gol dalam 18 pertandingan kualifikasi. Hanya tertinggal satu gol dari Brazil.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Permainan sepak bola menyerang adalah cara sederhana merebut kemenangan dan kesuksesan,” ujar pelatih Cile asal Argentina, Marcelo Bielsa dilansir dari soccernet.com.

Namun agresivitas membobol gawang lawan tak diimbangi dengan solidnya pertahanan mereka. Bielsa dihadapkan pada permasalahan rapuhnya pertahanan La Roja, julukan Cile. Mudahnya pemain lawan menembus pertahanan mereka memaksa Cile kebobolan 22 gol, lebih banyak dari empat tim Amerika Selatan lainnya yang terkualifikasi ke putaran final Piala Dunia 2010. Sebuah catatan minus dari penampilan garang mereka menjebol jala lawan.

Mengorganisir ulang skuat agar tampil lebih solid di semua lini menjadi pekerjaan rumah utama Bielsa sebelum memimpin pasukannya menghadapi persaingan di Grup H bersama Spanyol, Honduras dan Swiss. La Roja tak ingin hanya jadi tim penggembira yang mentok di babak pertama.

Bielsa juga dihadapkan dengan tugas berat membawa Cile melangkah sejauh mungkin dalam penampilan pertama dalam kurun 12 tahun terakhir di Piala Dunia. Kali terakhir La Roja terkualifikasi ke putaran final saat tampil di Piala Dunia 1998 dan sejak saat itu penampilan mereka kurang greget.

Namun jika menilik perjalanan Cile selama kualifikasi menuju Afrika Selatan 2010, pelatih berusia 54 tahun tersebut setidaknya telah mengubah permainan Cile. Mantan pelatih Timnas Argentina tersebut memadukan pemain muda dan mentransformasi skuat mudanya menjadi satu kesatuan utuh paling menyegarkan di benua mereka.

Memimpin Cile di Afrika Selatan memberikan kesempatan emas bagi Bielsa menghapus kenangan buruknya bersama Argentina yang terdepak di putaran pertama Piala Dunia 2002.
Dua tahun setelah kegagalan meyakitkan itu, El Loco, julukan Bielsa, memutuskan berhenti dari jabatannya sebagai pelatih Argentina dan kemudian menghilang dari dunia sepak bola. Namun di tahun 2007, Bielsa menerima tawaran menangani Cile yang saat itu tengah berada dalam kondisi menyedihkan.

“Kami orang Argentina tidak tahu apa pun mengenai toleransi dan itulah kenapa kami tidak tumbuh dewasa. Di Cile, saya belajar mengenai toleransi dan kebersamaan,” ujar Bielsa.

anh/Rtr

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya