Cilacap–Dinas Pertanian dan Peternakan Cilacap, Jawa Tengah, memperkirakan daerah ini hingga akhir 2010 akan surplus beras 334.585 ton.
“Hal tersebut diketahui dari prediksi produksi padi hingga akhir Desember 2010 mencapai 784.722 ton gabah kering giling (GKG),” kata Kepala Dibas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Cilacap Gunawan, di Cilacap, Jumat (3/12).
Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar
Dia mengaku optimistis produksi padi sebesar 784.722 ton GKG hingga akhir 2010 tersebut dapat tercapai sehingga Kabupaten Cilacap diprediksikan bakal mengalami surplus 334.585 ton beras.
Menurut dia, hal itu telah terlihat pada realisasi produksi padi hingga Oktober 2010 yang tercatat 777.403 ton GKG. “Hingga akhir Desember 2010, di Kabupaten Cilacap terdapat sekitar 10 ribu hektare sawah yang akan memasuki masa panen karena tanaman padinya saat ini telah berusia 80-90 hari,” katanya.
Dengan demikian, kata dia, Kabupaten Cilacap yang memiliki luas sawah 63.094 hektare diharapkan tetap menjadi lumbung padi Jateng dengan kontribusi yang diberikan mencapai 15 persen lebih di antara 35 kabupaten/kota di provinsi ini.
Disinggung mengenai upaya Dispertanak Cilacap untuk menjaga produksi padi tersebut, dia mengatakan pihaknya tetap berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait kondisi cuaca yang tidak menentu atau anomali cuaca.
“Selain mengandalkan prakiraan cuaca dari BMKG, kami juga menggunakan ‘pranata mangsa’ (perhitungan musim) yang hingga saat ini masih tetap digunakan petani dalam menentukan musim tanam. Biasanya jika dalam tahun ini terjadi hujan secara terus-menerus, berdasarkan ‘pranata mangsa’ pada tahun berikutnya curah hujannya sedikit atau terjadi kemarau panjang,” jelasnya.
Terkait hal itu, dia mengatakan, pihaknya berupaya mengantisipasi terjadinya gagal panen jika pada 2011 mendatang terjadi kemarau panjang.
Dalam hal ini, kata dia, petani diimbau untuk menggunakan varietas tanaman padi yang berumur pendek dan tahan terhadap kondisi kurang air serta efisiensi dalam pemanfaatan air terutama pada sawah yang menggunakan irigasi nonteknis.
“Kami juga siap memobilisasi pompa air terutama di daerah yang rawan kekeringan agar petani dapat tetap mengolah sawah sehingga produksi padi dapat tetap terjaga,” katanya.
ant/rif