Salatiga (Espos)–Sekitar 20-an mahasiswa dan akademisi yang tergabung dalam Cinta Indonesia Cinta Anti Korupsi (CICAK) Salatiga, Kamis (5/11), menggelar aksi turun ke jalan menolak menuntut Kapolri dan Jaksa Agung dicopot. Rekaman yang diputar dalam sidang Mahkamah Konsitusi kemarin, menurut mereka, menunjukan secara jelas upaya-upaya konspirasi untuk melemahkan KPK.
Aksi sejumlah mahasiswa yang mengenakan pita hitam tanda keprihatinan ini diawali dengan orasi di dalam kampus Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Mereka kemudian bergerak menuju Bundaran Tamansari yang menjadi landmark Kota Salatiga. Mereka berjalan sambil membawa spanduk yang salah satunya bertuliskan “Tolak segala bentuk pelemahan KPK.”
Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital
Menurut salah satu koordinator Cicak Salatiga, Yakub Adi Krisanto, mengutarakan saat ini merupakan momentum yang tepat unuk melakukan pembersihan dan reformasi secara sistematik terhadap ketiga institusi penegak hukum, yakni Polri, Kejaksaan dan Mahkamah Agung. Menurutnya ini menjadi agenda penting 100 hari dalam masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Boediono.
“Reformasi aparat penegak hukum menjadi langkah nyata dan komitmen SBY untuk memberantas korupsi di Indonesia,” paparnya.
Dalam selebaran yang dibagikan kepada masyarakat, selain menuntut Kapolri dan Jaksa Agung dicopot, Cicak Salatiga juga meminta agar Presiden menghilangkan koruptor atau pejabat yang mengabdi pada mafia peradilan atau pengusaha hitam di tubuh aparat penegak hukum.
kha