SOLOPOS.COM - Penampilan Christine Hakim di The Last of Us. (Twitter @manfess)

Solopos.com, SOLO-Kehadiran Christine Hakim di episode dua The Last of Us menuai banyak pujian warganet, siapa sangka ternyata awalnya artis senior itu sempat ragu bermain di serial TV HBO tersebut. Apa alasannya? Simak ulasannya di kabar artis kali ini.

Dalam episode kedua, artis peraih Piala Citra itu digambarkan sebagai seorang ilmuwan yang diminta untuk menganalisis jamur penyebab zombie. Menjadi trending topik, aktingnya pun dipuji oleh Youtuber Amerika Serikat di Twitter. “Christine Hakim adalah tweet ini,” tulis akun @DomTheBombYT.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurutnya syuting serial tersebut dilakukan dua tahun lalu di Kanada. Dia mengingat saat itu adalah saat pandemi Covid-19 sedang melanda dunia, termasuk Indonesia.

Kondisi pandemi Covid-19 dan ditambah alasan mengutamakan keluarga itulah yang membuat Christine Hakim awalnya ragu menerima tawaran bermain di The Last of Us. “Yang bikin ragu-ragu itu pandemi. Saat itu kita ingat prokes itu sangat ketat sekali, ibu tidak bisa bawa asisten, tidak ada suami mendampingi,” tuturnya dikutip dari kanal Youtube Anak LA pada Sabtu (28/1/2023).

Selain itu alasan lainnya adalah keselamatan dan kesehatan keluarganya. Christine Hakim harus merawat ibundanya yang berusia 87 tahun, sementara sang suami juga memiliki komorbid. Hal itu tentu jadi pertimbangan tersendiri bila harus bepergian di masa pandemi Covid-19 kala itu.

“Ibu harus meninggalkan ibunya ibu yang sudah berusia 87 tahun, suami juga komorbid ada jantung dan diabet, apalagi ibu juga sudah tdk muda lagi. [Waktu itu] Sudah di atas 50 persen untuk menolak tawaran itu,” bebernya.

Tapi kemudian banyak rekan sesama artis meyakinkannya. Selain itu, sang cucu juga meyakinkan dirinya supaya tidak menolak tawaran emas tersebut.

“Ibu kan satu manajemen dengan Reza Rahadian, mereka bilang ayo bu, ibu harus berangkat. Bahkan cucunya ibu yang main game itu, panggil aku mbok, mbok ga boleh menolak karena game-nya keren banget!” demikian tuturnya menirukan ucapan sang cucu.

Awalnya sempat ragu menerima tawaran main di The Last of Us, Christine Hakim akhirnya berubah pikiran setelah keluarga, terutama suami, memberikan izin. “Kekhawatiran menghadapi situasi [pandemi] seperti itu lebih besar. Lalu suatu hari suami ibu mendekat dan berkata sambil meluk ibu i think you have to go. Akhirnya ibu berangkatlah sendiri,” tuturnya.

Untuk scene adegan Jakarta, menurut Christine Hakim, syuting dilakukan di Kanada. Hal itu bukan tanpa sebab.  “Syutingnya bukan di Indonesia. Dari informasi orang KJRI, sebetulnya mereka sempat meminta izin syuting di sini [Indonesia], tapi waktu itu prokes kan sangat ketat, akhirnya tidak dapat izin [syuting di Indonesia]. Syutingnya [dilakukan] di sana [Kanada], setting-nya luar biasa [bisa menggambarkan suasana Indonesia],” puji Christine Hakim.

Untuk membangun setting cerita di Jakarta Indonesia, pihak HBO sampai melakukan riset. “Semua adegan di sana, adegan di restoran itu di sana ada gerobak bakso, becak, poster-poster Kementerian Kesehatan. Itu mereka sampe riset dari Google. Itu setting ceritanya 2003, mereka riset tahun2003 leaflet di Kementerian Kesehatan apa aja ya? Misal dua anak cukup,” bebernya.

Diketahui bahwa sebenarnya lokasi Indonesia tidak ada di game aslinya. Hal ini menjadi pertanyaan banyak warganet. Lalu kenapa dipilih Indonesia?

“Karena ibu juga tidak mengerti game-nya, ibu tanya sama director-nya, kebetulan ada 4 director-nya salah satunya dari Naughty Dog [developer game The Last of Us].  Ibu tanya kenapa Indonesia?  Karena biasanya kan kerja samanya sama China, Hong Kong, Bangkok, Taiwan. Terus dia bilang: i just want something different,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya