SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Beijing –-China bersuara keras meminta G20 agar tidak mencampuri kebijakan mata uangnya. China menegaskan, masalah fleksibilitas Yuan tidak layak diperdebatkan dalam forum internasional.

“Yuan adalah mata uang China. Ini bukanlah sebuah isu yang harus didiskusikan oleh komunitas internasional,” ujar Wakil Menteri Luar Negeri China, Cui Tiankai seperti dikutip dari AFP, Jumat (18/6).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tekanan internasional kepada China agar melakukan revaluasi Yuan terus memuncah. AS bahkan menuding China sengaja menjaga mata uangnya terus melemah demi para eksportirnya sehingga menyebabkan terjadinya perdagangan yang tidak adil. Hal itu pada akhirnya menyebabkan meningkatnya pengangguran di AS.

Sander Levin, salah satu anggota Komite Perdagangan dan Perpajakan Kongres AS yang cukup berpengaruh sebelumnya mengatakan, pertemuan G20 di Toronto 26-27 Juni mendatang menjadi sebuah titik penting bagi China untuk mengubah kebijakan mata uangnya yang tidak fleksibel.

Namun petinggi Bank Sentral China, Zhang Tao mengatakan, masalah Yuan tidak pernah menjadi agenda dalam pertemuan G20 sebelumnya. Ia juga menegaskan, Beijing akan menyesuaikan kebijakan mata uang sesuai kebutuhannya.

Levin mengingatkan China untuk segera mengubah kebijakan mata uangnya atau akan berhadapan dengan Kongres AS. Kebijakan China atas mata uangnya tersebut dinilai sudah sangat merugikan AS.

“Tujuh tahun AS bersabar dan komunitas internasional sudah kehabisan (kesabaran,” ketusnya.

Menkeu AS, Timothy Geithner sebelumnya juga mengatakan, China menolak merevaluasi mata uangnya, yang kini secara efektif dipatok pada 6,8 dolar selama 2 tahun terakhir.

dtc/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya