SOLOPOS.COM - Ilustrasi flu burung. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA--China melaporkan kasus pertama flu burung H10N3 pada manusia. Pria berusia 41 tahun itu merupakan warga Kota Zhenjiang dan dirawat di rumah sakit pada 28 April 2021.

Kasus flu burung H10N3 ini, menurut Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), merupakan kasus pertama pada manusia.  Mengutip Reuters, pria itu didiagnosis terkena flu burung H10N3 pada 28 Mei.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun, tak ada penjelasan lebih lanjut dari pihak NHC mengenai penyebab pria tersebut bisa terinfeksi flu burung H10N3. Meski demikian, saat ini kondisi sang pasien dilaporkan sudah stabil dan siap keluar rumah sakit.

Baca Juga: Begini Cara Tepat Mencuci Buah dan Sayur Menurut Ahli Gizi

Ekspedisi Mudik 2024

Sejauh ini memang sudah banyak jenis flu burung yang beredar di China dan beberapa di antaranya menginfeksi manusia, biasanya terjadi pada mereka yang bekerja di peternakan unggas. Namun, hingga saat ini belum ada indikasi bahwa H10N3 bisa menular dari manusia ke manusia.

NHC pun mengatakan bahwa tak ada kasus lain terkait infeksi flu burung H10N3 pada manusia yang dilaporkan secara global.

Flu burung H10N3 merupakan jenis patogen rendah, yang berarti potensi penularannya sangat ringan dan tidak mungkin menyebabkan wabah berskala besar.

"Sumber paparan virus H10N3 pada pasien tidak diketahui hingga saat ini dan tidak ada kasus lain yang ditemukan dalam pengawasan darurat di antara penduduk setempat," ucap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kepada Reuters dan dikutip detikcom, Rabu (2/6/2021).

Sebelumnya, juga dilaporkan muncul serangkaian wabah H5N8, subtipe virus flu burung yang sangat patogen (HPAIV), muncul di puluhan negara dan masih menyebar di antara hewan unggas.

"Wilayah geografis yang terkena dampak terus berkembang, dan setidaknya sebanyak 46 negara telah melaporkan wabah AIV H5N8 yang sangat patogen," kata para peneliti virus yaitu Weifeng Shi dan George F. Gao, dikutip dari Science Alert, Selasa (25/5/2021).

Para ilmuwan mengingatkan bahaya virus H5N8, jika tidak dihentikan penyebarannya sejak dini. Sebab, virus ini ditemukan telah menginfeksi manusia.
Pada Desember 2020 lalu, wabah flu burung menginfeksi para pekerja di peternakan unggas. Sebanyak tujuh orang pekerja di Rusia Selatan menunjukkan gejala infeksi H5N8, dan pertama kalinya ditemukan pada manusia.

Baca Juga: Kenali Tanda-Tanda Ibu Sudah Siap Berhenti Menyusui

Sementara itu, subtipe virus flu burung lainnya yaitu H5N1 sudah lebih dulu menginfeksi manusia dan sudah ada beberapa kasus di dunia. Shi dan Gao mengatakan sampai saat ini sudah ada 862 kasus infeksi H5N1 pada manusia yang sudah dikonfirmasi.

"Sampai saat ini, ada total 9862 kasus infeksi H5N1 pada manusia yang dikonfirmasi di laboratorium dan dilaporkan ke WHO, termasuk 455 kasus kematian," jelas Shi dan Gao yang merupakan ilmuwan dari CDC China.

"Kasus ini berasal dari 17 negara, sebanyak 76 persen dari Mesir dan Indonesia," lanjutnya.

Namun, risiko zoonosis (penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia) ini hanya sebagian dari masalah yang muncul dari H5N8 dan virus sejenisnya. Di sebagian besar wabah baru-baru ini, clade (turunan) virus H5N8 yang disebut 2.3.4 sudah menjadi patogen dominan di seluruh dunia. Hal ini pertama kali terlihat di pasar tradisional Tiongkok pada 2010 lalu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya