SOLOPOS.COM - Nyamuk jenis Aedes Aegypti inilah yang menyebarkan penyakit chikungunya lewat gigitan pada manusia. (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, WONOGIRI–Penderita chikungunya meluas. Tak hanya menimpa warga Lingkungan Klampisan, Kelurahan Kaliancar, Kecamatan Selogiri namun juga menimpa warga Kelurahan Wonokarto, Kecamatan Wonogiri khususnya warga di daerah pinggir ril (DPR). Belum diketahui secara pasti berapa jumlah pasien chikungunya di kawasan DPR tersebut.

Seorang warga kawasan DPR, Edi Subroto, kepada Solopos.com, Senin (10/2/2014), bercerita, serangan chikungunya sudah terjadi beberapa pekan. “Jumlahnya belum terdata tetapi banyak warga kawasan DPR terserang chikungunya. Sampai hari ini belum dilakukan fogging,” ujarnya.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Di Lingkungan Klampisan, walau sudah dilakukan fogging, Senin pekan lalu, masih terdata dua warga Lingkungan Klampisan RT 001, Kelurahan Kaliancar, Kecamatan Selogiri menjadi 34 orang, diserang penyakit chikungunya. Karenanya, petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonogiri melakukan fogging kedua, Senin.

Ketua Rukun Warga (RW), Lingkungan Klampisan, Ruri kepada Espos, menyatakan, cakupan fogging kali kedua lebih luas. “Usai di-fogging sepekan lalu masih dijumpai dua warga yang terkena penyakit chikungunya. Dua warga itu seorang warga terkena kali kedua dan seorang lagi pasien baru. Fogging hari ini tak hanya dilakukan di Lingkungan RT 001 tetapi juga ke Lingkungan RT 002,” ujarnya.

Lebih lanjut Ruri menyatakan, program yang meski dilakukan warga adalah melakukan bersih lingkungan. “Kami mencanangkan program Minggu bersih agar nyamuk tidak berkembangbiak. Kemarin (Minggu), warga sudah melakukan bersih-bersih lingkungan. Semoga kegiatan tersebut terus berjalan dan bisa dilakukan rutin setiap pekan.”

Menurutnya, banyaknya nyamuk akibat kecerobohan warga dalam membuang sampah. Sebelumnya, Koordinator Pengendalian Penyakit, Puskesmas Selogiri, Sri Sularti mengatakan, Lingkungan Klampisan menjadi daerah endemis demam berdarah (DB) sehingga rentan endemis penyakit Chikungunya. ”Nyamuk chikungunya biasa berkeliaran di luar rumah sedang nyamuk DB berada di dalam rumah.”

Camat Selogiri, Bambang Haryanto menegaskan, fogging hanya meredam keresahan warga. “Penyemprotan sebenarnya bukan pilihan terbaik. Namun pemerintah bertugas membuat warga nyaman sehingga perlu melakukan fogging. Prinsip utama adalah warga melakukan PHBS (Pola Hidup Bersih Sehat) dan melakukan 3 M plus (menguras, menutup, menguras dan menjual barang rosok).”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya