SOLOPOS.COM - Arda Turan (JIBI/Solopos/Reuters)

Solopos.com, JAKARTA — Di antara deretan bintang Atletico Madrid, nama Arda Turan memang kalah tenar dibandingkan sang mesin gol Diego Costa atau kiper muda yang jadi hot property, Thibaut Courtois. Namun perannya di barisan depan Atletico tak kalah besar dibandingkan deretan penyerang dan bintang lapangan tengah lain, termasuk saat menyingkirkan Chelsea di semifinal Liga Champions 2013/2014.

Kesuksesan Atletico Madrid lolos ke partai puncak Liga Champions musim ini memang buah kerja keras tim. Namun, dalam laga yang digelar di Stamford Bridge ini, pemain brewok ini adalah sosok yang permainannya paling menonjol.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pergerakan pemain Timnas Turki itu sangat merepotkan barisan belakang The Blues. Dalam duel ini, sang pelatih Atletico, Diego Simeone memainan pola 4-3-3. Arda Turan, ia instruksikan bermain di sayap kanan.

Namun Simeone tak membatasi ruang geraknya. Arda Turan diberi kebebasan bermain di kanan maupun kiri. Hasilnya terbukti efektif. Pergerakan pemain berusia 27 tahun ini sangat merepotkan barisan pertahanan Chelsea. Ashley Cole yang ditugasi menjaganya, tampak kepayahan. Alhasil pelanggaran adalah satu-satunya cara menghentikan laju Arda Turan.

Pemain dengan tinggi 178 cm itu juga menjadi pelayan yang baik untuk Diego Costa. Sepanjang 90 menit, ia melepas 46 umpan. Dengan umpan kunci sebanyak empat kali. Akurasi operannya mencapai 84%. Tertinggi dari semua pemain Los Colchoneros.

Pemain dengan gocekan maut ini tercatat empat kali mengancam gawang Chelsea. Satu tendangannya di menit 72, memanfaatkan bola liar di mulut gawang Mark Schwarzer, berbuah gol. Itu adalah gol terakhir di laga ini. Alhasil Atletico Madrid lolos dengan agregat 3-1. Berkat penampilan ciamiknya, di akhir pertandingan ia didapuk menjadi Man of The Match.

Arda Turan adalah produk akademi Galatasaray, klub asal Istanbul langganan juara Liga Turki. Dia memulai debut di tim utama pada musim 2004-2005 dalam sebuah pertandingan Piala Turki melawan Bursaspor. Sempat dipinjamkan ke klub lain pada musim berikutnya, Arda kembali ke Galatasaray pada musim 2006-2007 dan menjadi bagian dari tim inti.

Di Galatasaray, Arda menjadi kapten sejak musim 2009-2010. Sempat didera cedera pada musim 2010-2011, Arda masih menunjukkan kemampuannya meskipun hanya bermain 12 kali di liga dan tiga kali di Piala Turki. Hal inilah yang menjadikan Diego Simeone tertarik untuk memboyongnya ke Spanyol pada 2011 lalu.

Oleh publik, dia kerap dianggap mirip dengan Lionel Messi dalam soal gaya permainan. Dia pernah mengaku senang dengan anggapan itu namun mengakui bahwa Messi adalah pemain terbaik dunia. Arda menjadi satu dari sedikit pemain asal Turki yang sukses di tanah Spanyol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya