SOLOPOS.COM - Ribuan orang memadati Jalan Ir. Soekarno yang digunakan sebagai tempat car free sunday (CFS), Minggu (26/6/2022). Antusiasme masyarakat mengunjungi CFS sangat tinggi karena mereka telah rindu dan ingin merasakan kembali CFS di Kota Wonogiri setelah dua tahun tidak diadakan. (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Setelah dua tahun terhenti akibat pandemi Covid-19, car free sunday (CFS) di Wonogiri kembali berjalan, Minggu (26/6/2022). Tetapi, terdapat permasalahan dalam pengelolaannya.

Paguyuban pedagang mengklaim CFS sudah dikelola dengan baik oleh mereka dan tidak perlu ada perubahan. Sementara pemuda/karang taruna setempat mengklaim CFS belum terkelola dengan baik dan perlu ada perubahan konsep.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Ketua Paguyuban Pedagang CFS Wonogiri, Aswin Asmoro Ady, mengatakan para pedagang sudah sangat senang dengan dibukanya kembali CFS di Wonogiri. Mereka merasa tidak perlu ada perubahan konsep, seperti yang ditawarkan pemuda karang taruna tempat CFS dilaksanakan.

Pemuda/karang taruna merencanakan tiga zona CFS, yaitu zona kreativitas di sebelah timur, zona ekslusif di tengah, dan zona pedagang di sebelah barat.
Paguyuban pedagang khawatir jika konsep itu diterapkan, tidak akan cukup menampung jumlah pedagang. Hal itu mengingat jumlah pedagang di CFS mencapai 481 orang.

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut rencana zonasi, area pedagang hanya akan diberi ruang mulai Jalan di depan Kantor Telkom sampai Tugu Taman 45 yang panjangnya tidak lebih dari 400 meter. Padahal jika melihat jumlah pedagang pada Minggu lalu, hal itu tidak mungkin bisa tertampung semua.

Baca Juga: CFS Wonogiri Perlu Area Khusus untuk Olahraga, Setuju Enggak Lur?

Zona pedagang juga akan dikelompokkan sesuai jenis dagangan, seperti fesyen, kuliner, atau aksesori. Pembagian kelompok pedagang pernah dilakukan Paguyuban Pedagang pada 2016-2017. Tetapi hal itu tidak berjalan lancar. Sebab para pengunjung lebih banyak fokus pada satu jenis dagangan.

“Dulu pengelompokan pedagang sudah pernah kami coba tetapi tidak berjalan baik. Itu sudah kami buktikan. Bukan sekadar omongan. Kami sudah sangat senang dengan konsep yang seperti ini. Perihal masih ada yang merokok, memang itu masih menjadi pekerjaan rumah kami. Terkait sampah, semua pedagang sudah tertib, tidak membuang sampah sembarangan. Kecuali para pengunjung, kami tidak bisa mengontrol mereka,” jelas Aswin saat dihubungi melalui sambungan telepon WhatsApp (WA), Senin (27/6/2022).

Menurutnya, CFS tetap ramai, baik ada atau tidak ada hiburan, seperti band atau kesenian lainnya. Masyarakat tetap akan datang ke CFS meski tidak ada hiburan tambahan. Dagangan mereka pun tetap ramai, seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Kami tidak menarik retribusi kepada para pedagang. Mereka gratis berjualan di CFS. Kalau pun ada penarikan uang itu sifatnya sukarela. Uangnya nanti disimpan sebagai kas paguyuban untuk kepentingan bersama. Kalau sesuai konsep baru, nanti pedagang akan ditarik retribusi senilai Rp5.000. Uang itu untuk membayar pengisi hiburan di CFS,” terangnya.

Baca Juga: Ketika Reog Ponorogo Turut Hibur Pengunjung CFS Wonogiri

Sementara, pihaknya justru akan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wonogiri agar anak-anak sekolah bisa tampil pada CFS.

Paguyuban pedagang justru berencana mengajak anak-anak unjuk bakat di CFS sekaligus menghibur para pengunjung. Hal itu dilakukan menjalin kerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wonogiri. Dengan demikian, tidak perlu lagi mengundang pengisi hiburan lain.

Menyoal pengelolaan CFS, paguyuban pedagang mengklaim mereka telah ditunjuk secara resmi oleh pemerintah menjadi pengelola sejak pertama ada CFS. Mereka memiliki struktur yang jelas, dari ketua, bendahara, sekretaris, pengurus, dan anggota.

Pengelolaan mereka pun selalu dievaluasi oleh Satpol PP, Dinas Perhubungan, Dinas KUKM Perindag, dan Dinas Lingkungan Hidup di Wonogiri.

Baca Juga: CFS Wonogiri Kembali Digelar, Ini Potret Ribuan Warga Tumpah ke Jalan 

“Kemarin kami dievaluasi dan hasilnya baik. Memang ada catatan kecil. Itu wajar karena baru pertama kali digelar setelah pandemi,” ujar dia.

Tokoh pemuda/Karang taruna Giripurwo, Supar, mengatakan CFS di Wonogiri belum ada pengelola resmi. Dalam artian tidak ada pengelolaan yang benar-benar berkonsep CFS.

Menurutnya, CFS di Wonogiri lebih layak disebut sunday market dibandingkan CFS. Selama ini, CFS hanya memberikan wadah bagi para pedagang. Sedangkan komunitas lain tidak diberi ruang.

“Kami ingin mengembalikan marwah CFS sesuai yang sebenarnya. Kalau dilihat, CFS hanya memberi ruang kepada para pedagang. Tidak ada area untuk olahraga. Tidak ada tempat kreativitas komunitas. Tidak ada pengelolaan zona. Makanya, kami menilai hal itu bukan CFS. Melainkan sunday market,” beber Supar.

Baca Juga: Serunya CFS Wonogiri, Pengunjung hingga Bakul Tengkleng Semuanya Girang

Melihat hal itu, kawula muda menawarkan konsep CFS yang bisa memberikan wadah bagi semua kalangan. Karang taruna setempat juga bekerja sama dengan sejumlah instansi di lingkungan Pemkab Wonogiri, seperti Dinas Perhubungan, Satpol PP, dan Dinas Lingkungan Hidup, serta Pemerintah Kecamatan Wonogiri.

Supar menilai tidak akan ada pengurangan pedagang apabila konsep zonasi diterapkan. Asal, luas area masing-masing pedagang diatur seragam.

Misalnya, setiap pedagang hanya boleh memiliki luas maksimal dua meter. Dengan cara seperti itu, pedagang tetap akan terwadahi semua. Di sisi lain, area di sekitar alun-alun dapat digunakan sebagai tempat olahraga.



“Zona pedagang akan ditempatkan pada sisi timur, mulai dari jalan sebelah barat Kantor Pemadam Kebakaran sampai Perempatan Ponten. Bagian timur untuk zona kreativitas. Kalau ada mobil kebakaran lewat, mereka bisa lewat dengan mudah,” jelas dia.

Baca Juga: CFS Wonogiri Pagi Ini Ditiadakan untuk Pawai Pembangunan

Supar menambahkan, siapa pun pengelola CFS, pihaknya hanya berharap agar CFS bisa memberikan wadah bagi semua kalangan. Baik pedagang, pegiat olahraga, atau komunitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya