SOLOPOS.COM - Salah seorang PKL di Jl. Slamet Riyadi, Suwarjo, 55, mengemasi dagangannya, Minggu (18/6/2017), setelah tahu CFD diliburkan. (Ivan Andi Muhtarom/JIBI/Solopos)

CFD Solo diliburkan menjelang Lebaran namun banyak pedagang yang tidak tahu.
Solopos.com, SOLO — Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) tetap berjualan di Jl. Slamet Riyadi Solo saat seharusnya ada penyelenggaraan car free day (CFD), Minggu (18/6/2017). Mereka tak tahu bahwa CFD hari itu diliburkan sebagai antisipasi kepadatan lalu lintas menjelang Lebaran.

Akibatnya, mereka kecele dan kembali mengemas barang dagangan yang sudah telanjur mereka gelar. Pantauan Solopos.com, Minggu pagi, tak banyak PKL yang berjualan di kanan-kiri Jl. Slamet Riyadi. Kebanyakan PKL yang menggelar dagangan adalah pedagang pakaian dan aksesori.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pejalan kaki juga tak terlalu banyak. Di sisi lain, kendaraan bisa melaju dengan bebas seperti hari-hari biasa.

Sebelumnya, Dinas Perdagangan (Disdag) Solo mengimbau PKL tak berjualan sementara di Jl. Slamet Riyadi dan Jl. Ir Juanda pada CFD sepekan sebelum Lebaran hingga sepekan setelah Lebaran atau Minggu (1/7/2017).

Salah seorang PKL, Suwarjo, 52, mengaku tak tahu ada imbauan tak berjualan hari itu. Ia juga tidak tahu CFD diliburkan. “Dagangan saya tidak laku sama sekali. Padahal saya sampai sini sekitar pukul 05.15 WIB. Minggu lalu masih laku. Ini benar-benar sepi,” ujar warga Cemani, Grogol, Sukoharjo, itu saat ditemui Solopos.com.

Pedagang pakaian lainnya, Tri Mardiyani, 48, juga tak tahu kalau CFD libur. Namun, ia masih bersyukur karena masih ada dagangannya yang laku terjual kepada pelanggan. “Beruntung ada pelanggan yang kemari. Sebenarnya, kalau tahu CFD libur, saya juga enggak kemari. Berat bawa barang,” kata perempuan asal Kemlayan, Serengan, Solo, itu saat ditemui Solopos.com, Minggu.

Salah seorang penjual minuman, Fernondo Candra Kurniawan, 14, mengatakan datang ke lokasi sekitar pukul 06.00 WIB dengan menyewa becak. Ia kecele karena Jl. Slamet Riyadi sepi dari lalu lalang orang.

“Saya berjualan untuk memfasilitasi yang tidak puasa. Sepi, cuma laku segelas minuman,” ujarnya.

Ia juga tak tahu CFD diliburkan. Ia meagatakan tak akan datang ke sana kalau mengetahui info tersebut. “Saya telanjur pesan becak. Sampai sini, sepi. Kalau balik, malu. Masak baru sampai sudah balik,” kata dia.

Sementara itu, salah seorang penjual pakaian dan aksesori, Wiyantini, 66, mengaku tahu CFD diliburkan. Hanya, saat ia bertanya kepada petugas yang biasa menagih uang karcis, ia diperbolehkan berjualan asalkan berada di trotoar.

“Ada yang terjual sedikit. Langganan datang, alhamdulillah. Hari ini tidak ditarik [retribusi]. Palang tidak ditutup,” kata perempuan asal Serengan, Serengan, Solo itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya