SOLOPOS.COM - Ribuan warga memadati Jl. Adisucipto pada pembukaan perdana CFD Colomadu, Karanganyar, Minggu (25/9/2022). (Solopos/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, KARANGANYAR — Kesuksesan car free day (CFD) Colomadu, Kabupaten Karanganyar, di Jl Adisucipto yang digelar perdana pada Minggu (26/9/2022) membuat Pemkab memastikan akan melanjutkan kegiatan pekanan ini. Pada CFD Colomadu berikutnya, PKL akan ditarik retribusi.

Camat Colomadu, Sriyono Budi Santoso, mengatakan jumlah pengunjung CFD Colomadu perdana malampaui ekspektasi panitia. “Pengunjungnya banyak sekali. Dan meski masih banyak kekurangan akan kami evaluasi, tapi intinya CFD akan dilanjutkan,” ujar Camat di kantornya, Senin (26/9/2022).
Evaluasi tersebut mencakup kinerja internal panitia dan juga masalah eksternal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu hal yang disoroti dari pelaksanaan CFD Colomadu lalu adalah soal tarif parkir yang tak sama. “Masih ada yang menarik tarif parkir Rp2.000 untuk sepeda motor dan ada yang menarik Rp3.000. Ini akan kami bahas dalam repat evaluasi besok Selasa [27/9/2022], tidak jadi Rabu. Nanti disamakan tergantung kesepakatan. Untuk mobil juga akan disamakan. Kalau kemarin Rp5.000, mungkin tetap sama,” Imbuhnya.

Masih seputar masalah perparkiran, perlu ada penataan letak kendaraan dan penutupan di ujung jalan yang mengarah ke Jl. Adisucipto selama CFD berlangsung. Yang terjadi pada CFD perdana lalu, banyak kendaraan yang masuk ke area CFD karena tidak bisa berbalik arah masuk gang. Sehingga mereka akhirnya masuk ke area CFD.

Baca Juga: Pembukaan Perdana CFD Colomadu, Puluhan Ribu Warga Padati Jl Adisucipto

Sementara itu, ketua panitia CFD Colomadu, Dwi Adi Susilo, menambahkan pada kegiatan perdana kemarin belum ada pungutan retribusi kepada PKL. Rencananya, pada CFD berikutnya atau mulai 2 Oktober 2022 dan seterusnya retribusi sudah akan diberlakukan.

“Untuk perdana kemarin belum dipungut retribusi karena biarlah pedagang mencoba pengalaman perdana berdagang dan masih banyak PKL dadakan yang belum terdaftar. Tapi mulai 2 Oktober nanti sudah ada retribusi,” ujarnya.

Nilai Retribusi

Namun Dwi untuk saat ini belum bisa menentukan nilai retribusi yang akan dipungut dari PKL. Ia memperkirakan nilainya berkisar Rp3.000 per lapak. Retribusi ini sebagian masuk ke pemerintah daerah dan sebagian lagi dikelola panitia untuk operasional dan pengadaan peralatan.

“Nilai pastinya akan kami bahas. Yang jelas masih banyak peralatan yang kami miliki, seperti barrier, papan penunjuk arah yang permanen, operasional panitia, dan sebagainya. Tapi nanti nilai retribusinya menyesuaikan dengan retribusi serupa di tempat lain,” ujarnya.

Baca Juga: Perdana CFD Colomadu, Masih Banyak Pengendara Motor Curi-curi Kesempatan

Sebagian PKL mengaku tidak keberatan jika dipungut retribusi. Mereka menilai wajar jika mereka dimintai kontribusi untuk berbagai keperluan seperti dana kebersihan dan operasional lainnya.

“Enggak apa apa ada retribusinya. Di tempat lain juga begitu,” kata Subiantoro, PKL asal Desa Gawanan, Kecamatan Colomadu.

PKL lainnya, Danik, warga Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, juga mengaku tidak keberatan adanya retribusi asalkan nilainya tidak terlalu tinggi. “Yang penting jangan banyak-banyak. Maksimal Rp3.000 saya kira wajar,” ujarnya.

Sementara itu, animo masyarakat untuk bisa berjualan di CFD Colomadu masih tinggi. Pada Senin ini saja ada puluhan warga yang mendatangi Kantor Kecamatan Colomadu, untuk mendaftarkan diri aga bisa berjualan di CFD Colomadu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya