SOLOPOS.COM - Petugas di pos pendakian Gunung Lawu melalui Ceto mengecek suhu tubuh calon pendaki di pintu masuk jalur pendakian, Sabtu (4/7/2020). (Istimewa)

Solopos.com, KARANGANYAR – Pendaki perempuan asal Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, G, 17, pingsan saat mendaki Gunung Lawu, Sabtu (13/2/2021). Dia pun dievakuasi sukarelawan gabungan karena sempat tidak sadarkan diri saat perjalanan mendaki.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Minggu (14/2/2021), sejumlah sukarelawan yang melakukan evakuasi terhadap pendaki itu berasal dari Tim SAR Kabupaten Karanganyar, AGL, MDMC Karanganyar, Reka, Rendan, Bareta Sukoharjo, dan anggota Polsek Tawangmangu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Anggota sukarelawan Anak Gunung Lawu (AGL), Budi "Babi" Santoso, menyampaikan dirinya bersama sukarelawan lain memulai proses evakuasi pada Minggu dini hari sekitar pukul 02.00 WIB. Mereka naik Gunung Lawu untuk memastikan kondisi pendaki pemula itu.

Baca juga: Ish Ish... Kuburan China di Gunung Banyak Sragen Sering Dipakai Pacaran

Ekspedisi Mudik 2024

Kronologi

Budi mengatakan ini merupakan pengalaman pertama naik ke Gunung Lawu bagi pendaki asal Klaten berinisial G yang pingsan di perjalanan. Dia berangkat bersama rombongan yang berjumlah 13 orang. Beberapa orang dalam rombongan itu mengaku sudah beberapa kali naik gunung.

Rombongan dari Kabupaten Klaten itu mulai mendaki pada Sabtu siang. Jika sesuai rencana tanpa halangan, mereka sampai puncak dan bermalam, kemudian turun pada Minggu. Tetapi, ternyata G pingsan pada Sabtu petang, sekitar pukul 18.00 WIB.

"Tetapi sampai di atas pos bayangan itu, salah satu anggota rombongan ini [G], pingsan. Kondisinya lemes lalu pingsan, tidak sadarkan diri. Kedinginan. Akhirnya rombongan tidak melanjutkan perjalanan ke puncak. Mereka turun ke pos bayangan," ujar Budi saat dihubungi Solopos.com, Minggu.

Baca juga: Beberapa Hari Tak Keluar Rumah, Warga Jatipuro Karanganyar Ini Ditemukan Sudah Membusuk

Teman-teman G dibantu pendaki lain mengevakuasi survivor ke pos bayangan. Mereka memastikan kondisi pendaki asal Klaten yang pingsan itu agar tetap hangat. Lokasi kejadian berada di antara pos dua menuju pos tiga, tepatnya di atas pos bayangan.

Dua orang teman G, salah satunya Agus, 18, turun ke pos pendakian atau basecamp Cemoro Kandang. Dia melaporkan kondisi rekannya, pendaki asal Klaten itu pingsan.

Agus dan rekannya sampai basecamp pukul 19.30 WIB. Selama menunggu bantuan datang, survivor dirawat rekannya. Survivor tidur di dalam sleeping bag dan diberi minyak angin untuk menghangatkan badan, serta menyantap makanan ringan. Ternyata sebelumnya G tidak makan saat hendak naik gunung.

"Saat kami sampai lokasi [pos bayangan] rombongan pelajar itu sedang istirahat. Kami tunggu mereka bangun, barulah dikondisikan. Kami tanyai ternyata G ini enggak makan pas mau naik gunung. Ya wajar kalau lemes, pingsan, kedinginan karena enggak ada asupan," ujarnya.

Baca juga: Menguak Misteri Hilangnya Luweng di Pracimantoro Wonogiri Bak Ditelan Bumi

Belum Makan

Budi meminta rekan survivor memasak makanan dari bekal yang dibawa. Setelah itu, sukarelawan membujuk survivor agar mau makan. Budi menyampaikan survivor makan lahap.

"Karena posisi mereka di pos bayangan ini lebih nyaman. Keputusan tepat karena memutuskan istirahat di pos bayangan daripada membuka tenda di jalur pendakian. Yang sakit sudah makan sampai habis. Kami beri support. Secara psikis beda ketika ada tim sukarelawan datang membantu. Mungkin dia merasa aman, bersemangat. Habis makan istirahat sebentar lalu kami ajak turun berjalan kaki," ungkap dia.

Survivor berjalan kaki turun dari Gunung Lawu. Perjalanan turun dimulai pukul 06.00 WIB. Budi menyampaikan bahwa kondisi pendaki asal Klaten yang sempat pingsan itu membaik selama perjalanan turun gunung. Rombongan pelajar itu sampai basecamp Cemara Kandang pukul 08.20 WIB.

"Jalan itu awalnya gluyuri [oleng-oleng]. Kami jaga di dekatnya. Lama-lama sampai pos dua itu sudah ethes. [Sekarang] Sudah kembali ke Klaten," ungkapnya.

Baca juga: Aneh bin Ajaib! Janda di Cianjur Mendadak Hamil Tanpa Seks & Melahirkan Bayi Perempuan

Peringatan

Budi menuturkan cuaca saat kejadian hingga proses evakuasi itu berubah-ubah. Saat Minggu pagi, kata Budi, cuaca di sekitar pos bayangan cerah. Dia mengaku masih dapat melihat matahari terbit. Tetapi, cuaca berubah saat rombongan dan survivor sampai di basecamp.

"Di atas itu tidak ada angin kencang. Landai saja. Tetapi sampai basecamp itu kabut," ujarnya.

Baca juga: Hilang Misterius, Orang Pintar Dikerahkan Cari Luweng di Pracimantoro Wonogiri, Hasilnya?

Budi menuturkan setiap pendaki yang hendak naik Gunung Lawu selalu diperingatkan tentang aturan pendakian selama pandemi Covid-19, pengecekan peralatan dan kebutuhan pendaki selama mendaki Gunung Lawu, dan lain-lain.

"Selalu kami edukasi. Kami update cuaca terakhir. Kami pastikan perlengkapan aman. Kami juga peringatkan agar tidak memaksakan diri saat cuaca buruk. Ambil keputusan berhenti atau balik kanan [turun]. Jangan lupa persiapkan kondisi fisik sebelum naik."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya