Mak Ru menyusuri jalan setapak itu seorang diri. Langkahnya tak setegap dulu. Bahkan ia tampak tertatih-tatih, tetapi ia tetap terus melangkah. Dulu, jalan setapak itu digunakan oleh orang-orang untuk mengambil air menggunakan jeriken dari kali. Namun zaman sudah demikian maju dan katanya beradab, mereka hanya tinggal memencet saklar, dan air akan memancar memenuhi bak mandi mereka.
Dulu banyak orang yang ikut bersedih ketika Mak Ru melangkah di akhir bulan September. Perlahan, sudah tidak ada lagi yang bersedih mengiringi langkahnya.
Sudah Langganan ? Login
Lanjutkan Membaca...
Silakan berlangganan untuk membaca artikel ini dan dapatkan berbagai konten menarik di Espos Plus.